Ada relaksasi PPnBM, simak rekomendasi analis untuk saham otomotif

Rabu, 17 Februari 2021 | 16:35 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Ada relaksasi PPnBM, simak rekomendasi analis untuk saham otomotif

ILUSTRASI. Karyawan menjelaskan salah satu produk mobil kepada calon pembeli di salah satu dealer di Jakarta,


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Pemerintah akan merelaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor per Maret 2021. Tujuannya, guna mendorong pertumbuhan ekonomi melalui industri otomotif yang telah terdampak pandemi Covid-19 paling besar.

PT Astra International Tbk (ASII) menyambut baik adanya aturan tersebut. Head of Investor Relations PT Astra International Tbk Tira Ardianti bilang, ASII menyambut positif kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan penjualan roda empat di tanah air.

Hanya saja, Tira belum dapat menyebutkan secara detail terkait potensi kenaikan penjualan sejalan dengan adanya kebijakan tersebut.

“Grup Otomotif kami masih mengkaji seberapa besar potensi kenaikan penjualan yang akan terjadi sebagai dampak diterapkannya kebijakan ini. Nanti jika peraturan telah efektif dilaksanakan kami akan lihat dinamikanya,” kata Tira baru-baru ini.

Baca Juga: Suzuki sambut positif pemberian insentif PPnBM

Tira mengaku masih mengkaji lebih lanjut terkait kebijakan ini secara internal. Ia bilang dari sisi permintaan hal ini akan berdampak positif, dan dapat mendorong kenaikan penjualan.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menilai, kebijakan terkait relaksasi PPnBM memang dapat memberikan sentiment positif untuk sektor otomotif. Namun, hal tersebut belum dapat memberikan efek yang signifikan untuk mengerek penjualan.

“Hal ini karena kendaraan bukanlah kebutuhan pokok, maka dengan kondisi saat ini di mana masyarakat masih sangat hati-hati dalam melakukan spending maka dampaknya mungkin tidak signifikan,” ujarnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (17/2).

Ike menambahkan pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan untuk sektor ini. Ia memproyeksi permintaan untuk kendaraan tampaknya akan lebih dipengaruhi dengan indeks pemulihan daya beli, apabila kondisinya infeksi masih cukup tinggi aktivitas juga masih terbatas dan tingkat pengangguran belum dapat ditekan, maka sektor otomotif tampaknya masih belum benar-benar bernafas lega.

Baca Juga: Mobil baru bebas pajak, pengembang mendesak pemerintah berikan insentif properti

“PPnBM belum mampu untuk mendongkrak penjualan mobil untuk ke kondisi normal, masih cukup banyak jalan yang harus ditempuh, PR kita juga masih banyak yang harus dilakukan untuk sektor otomotif,” tambah Ike

Untuk saham-saham sektor otomotif, Ike memberikan rekomendasi netral. Ike melihat saham ASII dan IMAS masih memiliki peluang untuk menguat ke depannya. Adapun untuk target harga ASII berada di Rp 6.450 dan target harga IMAS berada di Rp 1.380.

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/2), saham ASII melemah 2,11% ke harga Rp 5.800 per saham. Sementara saham IMAS terkoreksi 2,35% ke harga Rp 1.245 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru