Ini penyebab kinerja Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) ciamik hingga kuartal III

Senin, 23 November 2020 | 16:50 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Ini penyebab kinerja  Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) ciamik hingga kuartal III


LAPORAN KEUANGAN EMITEN - JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ternyata mengerek kinerja PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) dalam sembilan bulan pertama 2020. 

Tercatat, penjualan emiten produsen pupuk NPK non subsidi ini capai Rp 994,89 miliar per 30 September 2020. Realisasi ini naik 3,01% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp 965,78 miliar.

Tren kenaikan harga CPO berdampak pada peningkatan permintaan pupuk oleh konsumen SAMF yang sebagian besar merupakan perkebunan kelapa sawit.

Seluruh pendapatan SAMF berasal dari penjualan urea sektor industri. Sementara penjualan yang melebihi 10% dari pendapatan adalah penjualan terhadap PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang mencapai Rp 148,68 miliar.

Naiknya pendapatan juga mengerek laba bersih perusahaan. Tercatat, SAMF juga mencatatkan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk hingga kuartal ketiga 2020 sebesar 8,81% menjadi Rp 73,22 miliar. Sebagai gambaran, laba tahun berjalan SAMF hingga September 2019 senilai Rp 67,29 miliar.

Baca Juga: Harga CPO membaik, Saraswanti (SAMF) optimistis kinerjanya bisa lebih dari tahun lalu

Yahya Taufik, Direktur Utama SAMF mengatakan, sejak bulan Mei 2020, harga  Distribusi pupuk ke konsumen semakin membaik dan lancar seiring dengan adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sebelumnya, pandemi Covid-19 turut mempengaruhi  usaha SAMF yang bergerak di bidang pupuk NPK. Hal ini menyebabkan kinerja  emiten  anyar ini pada semester pertama 2020 turun bila dibandingkan kinerja semester pertama 2019. Kondisi ini juga dibarengi dengan harga CPO  yang mengalami penurunan selama semester  pertama 2020.

“Kami optimis kinerja perusahaan yang sempat mengalami penurunan di semester  pertama 2020 akan tertutupi dengan membaiknya kinerja pada semester kedua ini,” terang Yahya, Senin (23/11).

Meski demikian, sejumlah beban SAMF terpantau mengalami kenaikan. Beban pokok pendapatan misalnya, naik 2,3% menjadi Rp 716,09 miliar. Beban penjualan juga naik 33,5% menjadi Rp 98,51 miliar.

Namun, sejumlah beban juga terpantau turun. Seperti misalnya beban umum dan administrasi yang turun 12,32% menjadi Rp 37,78 miliar dan beban keuangan yang turun 17,14% menjadi Rp 44,03 miliar.

Per 30 September 2020, jumlah aset SAMF mencapai Rp 1,37 triliun yang terdiri atas liabilitas senilai Rp 633,19 miliar dan ekuitas senilai Rp 738,97 miliar. 

 

Selanjutnya: CPO Mendaki, Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Menikmati Kenaikan Produksi Pupuk

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru