Indocement (INTP) gelontorkan Rp 200 miliar untuk tambang baru

Selasa, 03 November 2020 | 07:20 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Indocement (INTP) gelontorkan Rp 200 miliar untuk tambang baru


AKUISISI - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membuka dan mengoperasikan tambang andesit baru yang berlokasi di daerah Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (30/10). Pembukaan dan pengoperasian tambang baru ini akan mendukung usaha PT Tarabatuh Manunggal, entitas anak INTP, dalam penyediaan batu split.

Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan, nilai investasi yang digelontorkan untuk pembukaan tambang ini sekitar Rp 200 miliar. Marcos mengatakan, pengoperasian tambang batu ini akan sangat mendukung penyediaan batu berkualitas baik untuk kegiatan bisnis beton milik penghuni Indeks Kompas100 ini. 

Batu split ini nantinya diperlukan oleh industri beton siap pakai (ready-mix concrete) dan usaha penyediaan bahan bangunan. “Bisnis beton, selain membutuhkan semen yang berkualitas baik dan konsisten, juga membutuhkan pasir dan batu yang berkualitas baik. Ini akan terpenuhi dengan beroperasinya tambang batu kami yang baru tersebut,” ujar Marcos kepada Kontan.co.id, Senin (2/11).

Adapun kapasitas produksi yang terpasang pada tambang anyar ini mencapai 600 ton per jam. Marcos melanjutkan, dengan kondisi deposit saat ini, tambang batu tersebut dapat beroperasi untuk jangka waktu 20 tahun sampai 30 tahun.

Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) buka tambang andesit di Bogor

Dus, saat ini INTP  belum memiliki rencana untuk mengakuisisi tambang batu yang lain dalam waktu dekat. “Kami masih akan fokus untuk mendapatkan optimum operasional efisiensi dari tambang tambang batu yang kami miliki saat ini,” kata dia.

Indocement memang belum merilis laporan keuangan kuartal ketiga. Namun, jika mengutip laporan keuangan semester pertama 2020, penjualan beton siap pakai mencapai Rp 464,54 miliar atau 7,52% dari pendapatan total INTP serta menjadi kontributor terbesar kedua bagi pendapatan Indocement.

Baca Juga: Ini saham-saham dengan net buy dan net sell asing terbesar bulan Oktober

Pendapatan utama masih disumbang oleh penjualan semen yang mencapai Rp 5,71 triliun atau 92,4%. Adapun total volume penjualan INTP sepanjang sembilan bulan pertama 2020 mencapai hampir 12 juta ton, atau terkontraksi sekitar  7% dari periode yang sama tahun lalu.

Dalam risetnya, Rabu (21/10), Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mencatat, setelah penjualan pada kuartal kedua melambat (3,3 juta ton, -9,5% yoy), volume penjualan semen domestik INTP pada kuartal ketiga akhirnya meningkat menjadi sekitar 4,6 juta ton, naik 39,1% secara kuartalan tapi masih turun 6,7%  secara tahunan.

Mimi mencatat, pada periode Juli, Agustus, dan September 2020, INTP mencatat kenaikan penjualan secara bulanan. Mimi meyakini, pertumbuhan bulanan yang positif menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi pulih.

Mimi juga meyakini prospek INTP masih cukup cerah di tahun depan. Kegiatan ekonomi yang lebih baik tahun depan dinilai dapat mendukung pemulihan sektor properti. Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas mengantisipasi adanya rebound volume penjualan semen untuk tahun depan.

Baca Juga: Per September 2020, penjualan Indocement (INTP) sentuh 12 juta ton semen

Menurut rancangan anggaran penerimaan dan belanja negara (RAPBN) 2021, anggaran infrastruktur untuk tahun 2021 sebesar Rp 414,0 triliun yang jauh lebih tinggi dari tahun ini (outlook 2020 berada di angka Rp 281,1 triliun). Naiknya anggaran untuk infrastruktur menyiratkan bahwa pemerintah akan mempercepat proyek infrastruktur tahun depan untuk menebus lambatnya realisasi proyek tahun ini.

Salah satu daya tarik konstituen Indeks Kompas100 ini adalah posisi neraca bersih dan posisi kas bersih yang kuat sehingga INTP dinilai lebih tangguh dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang. Dus, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi trading buy saham INTP dengan target harga Rp 13.600 per saham. Senin (2/11), harga saham INTP turun 0,20% ke Rp 12.200 per saham.

Baca Juga: Meski terdampak pandemi, ini faktor yang akan mendorong permintaan semen domestik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru