Kinerja Melampaui Ekspektasi, Cek Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)

Selasa, 17 Mei 2022 | 06:30 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Kinerja Melampaui Ekspektasi, Cek Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mentereng di kuartal I-2022. Produsen nikel dalam matte ini melaporkan pertumbuhan laba bersih yang solid hingga 100,77% secara tahunan menjadi US$ 67,6 juta di akhir Maret 2022 silam.

Sebagai perbandingan, laba bersih INCO di kuartal I-2021 lalu hanya sebesar US$ 33,69 juta.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo menilai, realisasi laba bersih INCO melebihi ekspektasi, yakni mencapai 29,0% dari estimasi yang dipasang Ciptadana Sekuritas untuk tahun 2022.

Sejalan dengan lonjakan laba bersih, INCO juga mencatat pendapatan sebesar US$ 235,1 juta pada kuartal pertama ini. Realisasi ini naik 13,81% dari pendapatan di periode Januari-Maret 2021.

Thomas bilang, kenaikan pendapatan ini didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) nikel sebesar 25,3% di kuartal I-2022.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Catat Laba Bersih Naik Hingga 100% di Kuartal I 2022

Setelah rilis kinerja kuartal pertama 2022 yang melebihi ekspetasi, Ciptadana Sekuritas mendongkrak perkiraan laba bersih INCO untuk tahun 2022 sebesar 8,9% menjadi US$ 254 juta.

Revisi ini dengan mempertimbangkan  proyeksi biaya tunai yang lebih rendah karena konsumsi High Sulfur Fuel Oil (HSFO) dan diesel yang lebih rendah.

Thomas juga mempertahankan rekomendasi beli saham INCO dengan menaikkan target harga menjadi Rp 7.850 per saham dari sebelumnya Rp 7.450 per saham.

 

 

“Kami masih memilih INCO sebagai salah satu pilihan utama (top pick) di sektor logam karena kemampuan produksi nikelnya memastikan pertumbuhan pendapatan yang relatif stabil dari prospek nikel yang solid,” tulis Thomas dalam riset, Rabu (11/5).

Namun, risiko dari rekomendasi ini diantaranya ketidakstabilan harga nikel, penundaan lebih lanjut dalam proyek High Pressure Acid Leach (HPAL), pembangunan kembali tungku (furnace) yang lebih lama dari perkiraan sehingga mengakibatkan penurunan volume produksi, dan regulasi pemerintah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru