Tertopang pasien Covid-19, kinerja emiten rumah sakit melesat di kuartal I 2021

Selasa, 04 Mei 2021 | 21:36 WIB   Reporter: Kenia Intan
Tertopang pasien Covid-19, kinerja emiten rumah sakit melesat di kuartal I 2021

ILUSTRASI. Dukungan Lippo Malls dan Siloam Untuk Program Vaksinasi: Tenaga kesehatan memeriksa kesehatan lansia sebelum di vaksinasi di Lippo


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Emiten rumah sakit membukukan pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021. Dari sisi top line dan bottom line, emiten-emiten rumah sakit mengalami pertumbuhan hingga dua digit, bahkan lebih.

Mengutip catatan Kontan.co.id, beberapa emiten rumah sakit yang sudah merilis laporan keuangannya di kuartal I 2021 adalah PT Siloam International  Hospitals Tbk (SILO), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).

Pertumbuhan pencapatan bersihpaling tinggi dialami oleh SAME hingga 60,25% year on year (yoy) menjadi Rp 218,94 miliar. Setelahnya disusul oleh MIKA dan SILO yang terkerek masing-masing 37,62% yoy dan 32,49% yoy. MIKA mengantongi pendapatan hingga Rp 1,2 triliun, sementara SILO mencetak pendapatan Rp 1,91 triliun.

Pertumbuhan dari sisi top line itu turut mengangkat bottom line-nya. SAME tercatat mampu membalikkan keadaan dari menanggung rugi Rp 17,77 miliar pada kuartal I tahun 2020 menjadi laba Rp 39,26 miliar di kuartal I 2021.

Baca Juga: Sejumlah emiten optimistis kinerja mulai pulih pada kuartal II 2021

Sementara itu, laba bersih SILO terkerek signifikan 788,51% yoy menjadi Rp 143,90 miliar. Adapun laba bersih MIKA juga meningkat  59,15% yoy menjadi Rp 316,34 miliar.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menganggap wajar kenaikan yang signifikan di kuartal I 2021 ini. Pertumbuhan kinerja emiteh rumah sakit telah terlihat sejak kuartal III dan IV 2020 yang lalu.

"Mencatatkan kenaikan karena berasal dari pasien Covid-19, sedangkan kuartal I tahun 2020 belum ada. Jadi wajar kenaikannya signifikan," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/5).

 

 

Ia mengingatkan, tahun lalu, Covid-19 baru muncul di akhir-akhir kuartal I.  Adapun ke depan, kinerja emiten rumah sakit masih memiliki peluang untuk bertumbuh. Sebab, kasus Covid-19 masih ada dan program vaksiasi belum terlalu maksimal.

Walau begitu, pelaku pasar teta perlu mencermati kondisi semester II ketika vaksinasi diperkirakan mulai berdampak. Kinerja emiten-emiten rumah sakit berpeluang kembali normal seperti saat di masa sebelum pandemi.

Senada, Anlis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael juga mengungkapkan, kinerja emiten rumah sakit berpotensi mengalami normalisasi di semester II 2021.

" Masih akan bagus di 2021. Hanya saja, dengan asumsi penurunan kasus Covid karena pengadaan vaksin," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/5).

Ia juga menjelaskan, kinerja emiten rumah sakit yang bertumbuh signifikan memang terdorong peningkatan kasus Covid-19.

Baca Juga: Tahun ini Siloam Hospital (SILO) akan tambah dua rumah sakit baru

Adapun sejauh ini emiten yang dicermatinya, MIKA, mencetak kinerjanya yang sesuai ekspektasi. Bahkan melebihi konsensus.

Dikutip dari risetnya, capaian laba bersih hingga kuartal I 2021 mencerminkan 25,5% dari proyeksi Mirae Asset Sekuritas terhadap laba bersih MIKA sepanjang tahun. Di sisi lain, angka tersebut mencermikan 30,4% dari proyeksi konsensus.

Di sisi lain, pendapatan di kuartal I 2021 ini MIKA merealisasikan 26% dari proyeksi Mirae Asset Sekuritas, dan 29,5% dari proyeksi konsensus. Oleh karenanya, ia tetap mempertahankan rekomendasi buy terhadap MIKA dengan target harga Rp 3.450 per saham.

Sementara itu, Sukarno berpendapat saham SILO yang paling menarik dibandingkan dua lainnya. Ia merekomendasikan hold SILO dengan target harga Rp 9.425 per saham.

Saran ini telah mempertimbangkan SILO sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki kapasitas pengujian Covid-19 swasta terbesar di Indonesia, dengan jaringan laboratorium pengujian PCR di 15 rumah sakit.

"Dan SILO telah mendedikasikan empat rumah sakit untuk merawat pasien yang terinfeksi Covid-19," imbuhnya.

Adapun secara valuasi, saham SILO tampak paling murah dengan rasio PBV 2,17 kali. Adapun rasio PBV SAME mencapai 3,54 kali dan MIKA mencapai  7,3 kali.

Baca Juga: Bisnis rumah sakit sudah konsolidasi, begini kinerja Emtek (EMTK) di kuartal I-2021

Untuk  SAME dan MIKA, Sukarno merekomendasikan hold dengan target harga masing-masing Rp 600 per saham dan Rp 2.850 per saham.

Secara teknikal, Analis PT Panin Sekuritas William Hartanto mencermati ketiga saham itu sebenarnya masih menarik.

" SILO dan SAME sudah leading karena menguat lebih dulu dan persentasenya tinggi, MIKA tertinggal. Jadi secara teknikal MIKA memiliki tingkat risiko yang lebih rendah apabila dibeli dari sekarang," ujarnya, Selasa (4/5).

SILO dan SAME disarankan hold dengan target harga masing-masing Rp 9200 per saham dan Rp 585 - 630 per saham. Adapun MIKA disarankan buy dengan target harga Rp 3.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru