Begini rencana pengembangan bisnis EBT Indika Energy (INDY)

Senin, 08 Maret 2021 | 20:33 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Begini rencana pengembangan bisnis EBT Indika Energy (INDY)

ILUSTRASI. Indika Energy (INDY) memilih masuk ke sektor tenaga surya karena memiliki potensi EBT yang paling besar di Indonesia..


EMITEN - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) semakin mantap untuk masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Pekan lalu, melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni PT Indika Tenaga Baru, INDY mendirikan perusahaan patungan atawa joint venture dengan Fourth Partner Energy Singapore Pte. Ltd.

Perusahaan patungan yang dibentuk pada Rabu (3/2) tersebut diberi nama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, tujuan INDY membentuk joint venture ini tidak terlepas dari besarnya potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia serta adanya kebutuhan EBT untuk semakin dikembangkan.

“Indika Energy meyakini bahwa investasi di sektor EBT ini hanyalah awal dari sebuah tren yang akan terus berkembang ke depannya,” terang Ricky kepada Kontan.co.id, Senin (8/3).

Secara khusus, alasan INDY memilih masuk ke sektor tenaga surya karena sektor ini memiliki potensi EBT yang paling besar di Indonesia. Jika mengacu pada Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), potensi energi tenaga surya adalah sebesar 207.898 megawatt (MW), hampir separuh dari total potensi EBT Indonesia yakni sebesar 443.208 MW.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) alokasikan capex US$ 130,7 juta pada tahun ini

Investasi ini, lanjut Ricky, juga sejalan dengan tujuan diversifikasi bisnis INDY dalam jangka panjang. Perusahaan tambang ini berkomitmen untuk terus meningkatkan diversifikasi portofolio bisnis dengan target sebanyak 50% pendapatan dari sektor non batubara pada tahun 2025 nanti.

Ricky melanjutkan, dalam dua tahun ke depan, besaran komitmen investasi EMITS adalah sebesar US$ 37 juta, dan selanjutnya sebesar US$ 447 juta pada lima tahun ke depan. Hingga mencapai skala tertentu, INDY akan menggunakan pendanaan melalui ekuitas joint venture. Jika nilai dan jumlah proyek mencapai skala yang besar, konstituen Indeks Kompas100 ini tidak menutup kemungkinan untuk mencari pendanaan dari pihak ketiga.

Ricky mengatakan, pada tahap awal, INDY akan fokus untuk melakukan pengembangan pada aset-aset yang saat ini dimiliki oleh Indika Energy Group. “Selain itu, kami juga menargetkan berbagai perusahaan multinasional di Indonesia yang merupakan klien Fourth Partner Energy,” sambung dia.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) mendirikan joint venture untuk proyek PLTS

INDY menargetkan EMITS dapat meraih kontrak sebesar 213 Megawatt Peak (MWp) pada tahun 2022 dan 1.171 MWp pada tahun 2025. Dengan proyeksi tersebut, INDY menargetkan EMITS dapat memberi kontribusi pendapatan terhadap entitas induk sebesar US$ 271 juta pada tahun 2025.

Sebelumnya, Adi Pramono, Sekretaris Perusahaan Indika Energy menyebut, terdapat sejumlah tujuan serta kegiatan usaha EMITS. Pertama, menyediakan jasa konsultasi terkait instalasi proyek tenaga surya.

Kedua, menyediakan konstruksi bangunan proyek tenaga surya. Ketiga, operation and maintenance instalasi listrik. Keempat, penyewaan pembangkit listrik atau instalasi listrik tenaga surya, dan kegiatan independent power producer (IPP) pembangkit listrik tenaga surya.

Adapun total nilai investasi proyek joint venture ini Rp 27,97 miliar. Rincian pemegang saham adalah PT Indika Tenaga Baru sebesar Rp 14,26 miliar atau setara 51,001% dan Fourth Partner Energy Singapore Pte. Ltd dengan kepemilikan Rp 13,70 miliar atau setara 48,999%.

Baca Juga: Dua anak usaha Indika Energy (INDY) teken kerjasama sewa gudang dan kantor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru