Begini saran analis terkait BPJS Ketenagakerjaan yang akan kurangi investasi di saham

Sabtu, 03 April 2021 | 19:05 WIB   Reporter: Kenia Intan
Begini saran analis terkait BPJS Ketenagakerjaan yang akan kurangi investasi di saham


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) atawa BPJamsostek berencana memangkas investasi pada saham dan reksadana. Langkah ini dilakukan untuk menekan defisit program jaminan hari tua (JHT) yang membuat lembaga ini mencatatkan risiko unrealized loss atau kerugian secara buku.

Menanggapi rencana ini,  Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, langkah tersebut dapat memberikan tekanan pada harga saham-saham koleksi BPJSTK.

"Sentimen dari kebijakan tersebut tentu menjadi perhatian pelaku pasar di mana dana kelolaan BPJSTK yang berencana keluar dari pasar saham dapat memberikan tekanan pada saham-saham yang dimilikinya," jelas Okie kepada Kontan.co.id, Rabu (31/3).

Baca Juga: Perbaiki kinerja, ini strategi investasi saham BPJS Ketenagakerjaan

Padahal, saham-saham yang masuk dalam portofolio BPJSTK memiliki bobot yang cukup besar ke IHSG. Sehingga, penurunan harga tersebut akan memberi tekanan terhadap pergerakan IHSG, di samping sentimen negatif  dari domestik maupun global yang telah menyeret IHSG selama ini. 

Terlepas dari strategi memangkas investasi di saham, Okie mencermati saham-saham koleksi BPJSTK tergolong berfundamental baik. Sehingga diperkirakan, pasar masih akan menyerap saham-saham tersebut kalau BPJSTK mengambil keputusan untuk melepasnya.

Bagi investor dengan strategi jangka panjang, lanjut Okie, momentum penurunan justru dapat menjadi saat yang tepat melakukan pembelian secara bertahap. Akan tetapi, pergerakan harga saham-saham koleksi BPJSTK masih akan tertekan dalam jangka pendek.

Mengacu pada laporan keuangan BPJSTK tahun 2019, ada beberapa saham dalam portofolio BPJSTK yang dianggap masih menarik. Dengan asumsi portofolio tersebut belum ada perubahan hingga saat ini, Okie mencermati saham-saham yang bergerak di sektor perbankan dan perkebunan cukup atraktif.

" Hal tersebut beriringan dengan pemulihan dari kualitas kredit di tahun 2021 dan juga tren dari harga komoditas CPO yang masih berpotensi naik hingga kuartal II tahun ini. Tentu itu dapat menjadi trigger terhadap membaiknya kinerja emiten," jelas Okie lagi.

Ia pun cenderung merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 7.125 per saham, BBNI dengan target harga Rp 6.500 per saham, BBRI dengan target harga Rp 5.080 per saham, BBCA dengan target harga Rp 34.450 per saham, BBTN dengan target harga Rp 2.010 per saham, AALI dengan target harga Rp 11.325 per saham, serta LSIP dengan target harga Rp 1.425 per saham.

Sementara itu, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menyarankan investor untuk berinvestasi secara rasional. Saran ini mempertimbangkan, pihak BPJSTK yang juga mengambil langkah rasional dengan melepas saham dengan fluktuasi tinggi dan overvalue.

"Saya rasa BPJSTK tidak akan melepas saham yang undervalue dan pergerakan harga stabil serta profitable. Karena, tujuan mereka adalah mengurangi risiko fluktuasi kerugian," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (31/3).

Ia pun menyarankan investor untuk menunggu dan mencermati saham-saham yang akhirnya dilepas oleh BPJSTK serta besaran nilainya. Kepastian ini, lanjut Ike, juga akan berdampak pada pergerakan IHSG nantinya. Jika BPJSTK mempertahankan saham-saham besar dan melepas saham-saham kecil, maka dampak negatif ke IHSG tidak terlalu signifikan.

Analis Philip Sekuritas Helen menambahkan, menurutnya rencana BPJSTK untuk mengurangi komposisi kepemilikan di saham akan dilakukan ketika pasar saham mulai pulih. Sehingga perusahaan BPJSTK tidak mengalami kerugian yang dalam.

Sebab, saham-saham yang tadinya unrealized loss berpotensi berubah menjadi realized gain di pasar yang mulai pulih. "Kalau sekarang masih unrealized loss selama tidak dijual," imbuhnya kepada Kontan.co.id, Rabu (31/3).

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan akan investasi ke SWF

Tidak jauh berbeda dengan Okie, Helen berpendapat, kalaupun BPJSTK nantinya akan memangkas kepemilikannya di investasi saham, saham-saham koleksi BPJSTK masih akan ataraktif.

Mengingat mayoritas saham berfundamental baik, khususnya yang masuk dalam jajaran indeks LQ45. Asal tahu saja, keputusan BPJSTK masuk ke saham-saham LQ45 merupakan suatu langkah kehati-hatian yang sudah dilakukan selama ini.

" Volatilitas dalam pasar saham adalah hal yang biasa. Karena itu, sangat penting untuk berinvestasi pada saham-saham yang memiliki fundamental baik, market cap besar, serta likuid. Sehingga saat pasar saham mulai pulih atau kembali naik, saham tersebut umumnya akan pulih," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru