Simak alasan Kalbe Farma (KLBF) ogah hentikan ekspansi di Myanmar

Minggu, 04 April 2021 | 14:00 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
Simak alasan Kalbe Farma (KLBF) ogah hentikan ekspansi di Myanmar


EMITEN - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih tetap mempertahankan rencana ekspansi di Myanmar walau diproyeksi bakal terganggu. Emiten farmasi ini pun belum berencana menghentikan ekspansinya di negara yang saat ini tengah dilanda kudeta militer tersebut.

Asal tahu saja, KLBF sudah berinvestasi Rp 283,35 miliar melalui Kalbe Myanmar Company Ltd. (KMC). Investasi ini untuk membangun fasilitas produksi farmasi. Tapi, kekacauan politik yang tengah terjadi menimbulkan ketidakpastian ekonomi di Myanmar.

Menanggapi situasi tersebut, Direktur Utama KLBF Vidjongtius menjelaskan, perusahaannya sudah merintis bisnisnya di Myanmar sejak 30 tahun lalu. Lamanya pengalaman KLBF di pasar negara ini membuat perusahaan terbiasa mengikuti naik turunnya situasi politik di Myanmar.

Pengalaman itu juga membuat KLBF , anggota indeks Kompas100 ini, selalu beroperasi dengan perhitungan risiko. Salah satu yang dilakukan adalah, mendirikan pabrik di kawasan industri milik pemerintah Myanmar yang bekerjasama dengan Jepang.

Pabrik KMC berada di lokasi tersebut. "Saat ini, kondisi di lokasi itu relatif aman," ujar Vidjongtius kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Baca Juga: Sudah kucurkan Rp 283 miliar di Myanmar, ekspansi Kalbe Farma (KLBF) terganjal kudeta

 

 

 

Pabrik baru bahkan secara fisik sudah selesai. Saat ini tengah dalam proses sertifikasi. "Hanya, kami perkirakan akan tertunda beberapa saat," imbuh Vidjongtius.

Dia memastikan, KLBF tidak akan menghentikan operasi bisnisnya di Myanmar melainkan sekadar menyesuaikan aktivitas bisnis sesuai dengan kondisi setempat. Sebab, obat-obatan merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh masyarakat dunia, tak terkecuali Myanmar.

KLBF sudah menyiapkan strategi untuk mengompensasi dampak dari situasi di Myanmar. "Untuk sementara, kegiatan ekspor kami alihkan ke negara Asean lainnya," pungkas Vidjongtius.

 

Selanjutnya: Ada kudeta militer, ini alasan Total tetap beroperasi di ladang gas Myanmar

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru