Kinerja PAM Mineral (NICL) pada semester I terdorong kenaikan harga bijih nikel

Rabu, 25 Agustus 2021 | 09:15 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Kinerja PAM Mineral (NICL) pada semester I terdorong kenaikan harga bijih nikel


EMITEN - JAKARTA. PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan peningkatan kinerja operasional yang solid. Selama semester I tahun ini, penjualan bijih nikel mengalami peningkatan yang signifikan dengan ditunjang oleh peningkatan harga komoditas nikel sepanjang semester I 2021.

Berdasarkan laporan keuangan in house Juni 2021, NICL berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 148 miliar, sedangkan pendapatan pada sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 188 miliar.  

“Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2020, pada semester I tahun ini, kami telah mencapai 79% dari penjualan tahun lalu. Kami sangat optimis penjualan tahun 2021 ini akan jauh di atas penjualan yang telah dicapai Perseroan tahun lalu” ujar Suhartono, Corporate Secretary NICL dalam keterangan resmi, Selasa (24/8).

Dari sisi laba, perusahaan berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 26,3 miliar usai mencatatkan rugi bersih di semester I-2020 sebesar Rp 1,8 miliar. Kenaikan ini ditunjang oleh kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga nikel.

Baca Juga: Ini fokus Satria Mega Kencana (SOTS) di tahun 2021

Pada sisi ekuitas, NICL mengalami kenaikan yang signifikan, dari sebelumnya sebesar Rp 106,7 miliar naik 25% menjadi Rp 133,1 miliar. Hal ini disebabkan adanya lonjakan laba yang signifikan di semester I 2021.

Total aset perusahaan sebesar Rp 177 miliar per Juni 2021 relatif lebih rendah dari total aset pada Desember 2020 yaitu sebesar Rp 189,7 miliar. Di sisi lain, penurunan aset tersebut dibarengi dengan penurunan hutang dari Rp 82,9 miliar pada Desember 2020 menjadi sebesar Rp 43,9 miliar per Juni 2021.

“Dari sisi neraca, struktur permodalan kami sangat solid dan didukung oleh pertumbuhan laba yang tinggi, perusahaan yakin dapat terus bertumbuh di masa yang akan datang” imbuhnya.

Prospek industri nikel dalam beberapa tahun ke depan masih sangat menarik karena kebutuhan bijih nikel dunia akan terus mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya industri baterai untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di seluruh dunia.  

Di sisi lain, Indonesia sebagai salah satu produsen bijih nikel tentunya sangat diuntungkan dalam bisnis ini. Oleh karena itu, manajemen NICL juga sangat optimis untuk mencapai target pertumbuhan penjualan di 2021.

Selanjutnya: Simak saham-saham sektor tambang batubara pilihan Mirae Asset Sekuritas

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru