EMITEN - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) mulai menjajaki kemungkinan diversifikasi bisnis ke segmen non-batubara karena di era-transisi energi kebutuhan dan permintaan komoditas mineral akan terus tumbuh.
Direktur ABM Investama, Adrian Erlangga mengungkapkan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk diversifikasi ke tambang selain batubara.
“Arah diversifikasi ini, kami melihat semua opsi dari tambangnya, kontraktornya, logistiknya dan semua di ekosistem yang baru,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/11).
Namun, Adrian enggan memberikan penjelasan lebih lanjut perihal jenis mineral apa yang akan dijajaki ABMM saat ini. Dia hanya bilang, ABM Investama membuka opsi seluas-luasnya untuk semua alternatif.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Optimistis Permintaan Batubara Tetap Tinggi pada Tahun 2023
Adrian juga belum bisa memberikan keterangan mengenai kapan diversifikasi bisnis ini akan dieksekusi. “Kami masih dalam tahap penjajakan,” balasnya singkat.
Yang terang, Adrian menerangkan, dunia akan mengarah pada energi baru dan energi terbarukan dan ABMM sangat mendukung transisi ini. Namun, dia menilai, transisi energi juga membutuhkan waktu sehingga ABM Investama akan tetap mendukung kebutuhan batubara sembari transisi ke energi bersih secara bertahap.
Saat ini ABM Investama menjalankan dua segmen usaha utama yakni usaha kontraktor tambang dan tambang batubara. Cipta Kridatama yang merupakan entitas anak perusahaan menjalankan kegiatan kontraktor tambang batubara, sedangkan Reswara Minergi Hartama dan entitas anak yang bernaung di bawahnya menjalankan kegiatan operasional pertambangan dan perdagangan batubara.
Beberapa waktu lalu, ABMM melalui anak usahanya PT Radhika Jananta Raya baru saja merampungkan aksi korporasi mengakuisisi 30% saham emiten batubara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Adrian mengatakan, setelah aksi korpoasi akuisisi ini, pihaknya belum ada rencana menambah portofolio tambang batubara lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News