Ada pandemi, pendapatan Diamond Food Indonesia (DMND) anjlok 12% hingga kuartal III

Rabu, 11 November 2020 | 07:30 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu
Ada pandemi, pendapatan Diamond Food Indonesia (DMND) anjlok 12% hingga kuartal III


LAPORAN KEUANGAN EMITEN - JAKARTA. Kinerja PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND) di sembilan bulan pertama tahun 2020 masih loyo. Ini terjadi karena pendapatan dan laba bersih perusahaan turun di periode Januari-September tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan DMND hingga  kuartal III-2020 turun 12% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4,45 triliun. Sedangkan laba bersih perusahaan melemah 35% jadi Rp 165 miliar dalam sembilan bulan pertama 2020. 

Manajemen DMND mengakui, penurunan kinerja Diamond Food di akhir September 2020 lalu terjadi karena penurunan penjualan di segmen food service akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang terjadi pada kuartal II-2020. 

Chief Financial Officer Diamond Food Indonesia Richard Purwadi menjelaskan, secara umum kinerja perusahaan mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan kuartal II 2020. 

Baca Juga: Pendapatan Diamond Food Indonesia (DMND) tumbuh 6,71% di kuartal I 2020

"Ini ditandai dengan peningkatan penjualan di tengah PSBB transisi sehingga meningkatkan penjualan kami di sektor food service yang sempat mengalami penurunan selama PSBB ketat di kuartal II 2020," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Selasa (10/11). 

Richard memaparkan kontribusi penjualan Diamond Food didapatkan dari dua kategori utama yakni produk bermerek dan produk tidak bermerek. 

Adapun rinciannya, penjualan dari produk bermerek menyumbang sekitar 91,39%  dari total penjualan keseluruhan yang mengalami pertumbuhan 17,34% dibandingkan kuartal II 2020. Sedangkan produk tidak bermerek yang berkontribusi 8,61% dari total pendapatan DMND mengalami pertumbuhan 46,49% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 122,5 miliar. 

Richard mengatakan, tumbuhnya penjualan dibandingkan kuartal II 2020 karena sejumlah upaya yakni konsistensi strategi DMND dengan menambah jejaring distribusi, penyelarasan produk-produk baru yang relevan dengan kondisi saat ini, mengantisipasi perubahan perilaku pembelian customer dan efisiensi biaya operasional. 

Kendati kinerjanya tumbuh dibandingkan kuartal sebelumnya, jika  dibandingkan dengan kuartal III 2019 kinerja DMND mengalami penurunan. Richard mengatakan penurunan kinerja ini tidak lepas dari kondisi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 yang berimbas pada sektor food service seperti restoran, hotel, dan kafe yang tidak diizinkan dine-in.  

Di sisi lain, kalau dilihat dari sisi profitabilitasnya, Richard menjelaskan tentu DMND melakukan langkah efisiensi demi mengimbangi penurunan penjualan akibat pandemi corona. 

"Namun tentunya hal ini tidak dapat secara utuh mengimbangi penurunan penjualan yang cukup menekan profitabilitas kami yang tercermin dari laba operasi perusahaan turun hampir 50% yoy menjadi Rp 181 miliar dan laba bersih turun 35% yoy," jelas dia.

Baca Juga: Produsen es krim Diamond (DMND) catatkan kenaikan laba bersih 15,44% di 2019

Richard memaparkan, melihat dari sisi neraca perusahaan per 30 September 2020, Diamond Food Indonesia membukukan kenaikan aset sebesar 2% dibandingkan 31 Desember 2019 menjadi Rp 5,67 triliun. Hal ini didorong oleh uang muka yang dibayarkan untuk proyek belanja modal DMND  di tahun 2020.

Sedangkan dari sisi kewajiban atau liabiiltas, Diamond Food mencatatkan penurunan hingga 51% dibandingkan 31 Desember 2019 karena perusahaan melakukan konversi obligasi menjadi ekuitas di 2020. Adapun ekuitasnya tumbuh 39% menjadi Rp 4,56 triliun. 

 

Selanjutnya: Pendapatan meningkat, Darma Henwa (DEWA) sukses bukukan laba per semester I-2020

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru