EMITEN - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) ingin tetap meraih laba bersih pada tahun 2023. Entitas usaha Sinar Mas Grup ini pun menyiapkan sejumlah strategi untuk menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan.
President Director Smartfren, Merza Fachys, mengungkapkan FREN tetap menggelar ekspansi untuk memperkuat infrastruktur dan jaringan, serta layanan kepada pelanggan.
"Sebagai perusahaan telekomunikasi, tidak ada lain kecuali konsisten mengembangkan jaringan, layanan dan produk," kata Merza selepas peluncuran "Smartfren 100% untuk Indonesia", Selasa (23/5).
Baca Juga: Kuartal I-2023, Tower Bersama (TBIG) Kedatangan 597 Penyewaan Baru
Director Investor Relations & Media Smartfren, Gisela Lesmana, membeberkan FREN mengalokasikan belanja modal (capex) senilai Rp 3 triliun untuk menyokong strategi tersebut. Sumber dana capex tahun ini diperoleh secara campuran, dari kas internal dan pinjaman perbankan.
"Kami sudah anggarkan, tapi nanti tentu saja melihat kebutuhan, fleksibel untuk itu. Kebanyakan capex fokus ke penguatan jaringan dan perbaikan layanan pelanggan. Kami sudah petakan area-area mana saja yang harus kami perkuat," ungkap Gisela.
Secara operasional bisnis, Gisela optimistis FREN sudah menerapkan strategi yang tepat. Tampak dari perolehan pendapatan, EBITDA, maupun margin EBITDA yang konsisten bertumbuh.
Baca Juga: Sambil Gencar Ekspansi, Chandra Asri (TPIA) Kembali Membidik Laba Tahun ini
Meski belum merinci target pada tahun ini, Gisela yakin FREN bisa tumbuh sejalan dengan industri telekomunikasi. "Harapannya kami bisa tumbuh sesuai dengan dinamika (industri) dan lebih baik. Kami pantau bagaimana perkembangan di kuartal kedua dan selanjutnya," imbuh Gisela.
Sedangkan dari sisi bottom line, Gisela mengamini akan ada dinamika sesuai dengan kondisi pasar. Sebab, dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) pada pembukuan, FREN juga harus mencatatkan hasil dari penyertaan investasi.
Sebagai informasi, pada tahun 2022 FREN meraup pendapatan senilai Rp 11,20 triliun, meningkat 7,17% secara tahunan. Secara bottom line, FREN berhasil membalikkan kerugian Rp 435,33 miliar pada 2021 menjadi laba bersih Rp 1,06 triliun pada tahun lalu.
Hasil itu tak lepas dari pencatatan keuntungan investasi dalam saham senilai Rp 1,64 triliun. Laba investasi yang dibukukan itu terutama bersumber dari PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA). FREN mengempit 18,32% saham dari emiten yang listing pada 8 Agustus 2022 tersebut.
Kondisi bottom line FREN kembali berbalik negatif pada kuartal I-2023. FREN membukukan kerugian Rp 379,98 miliar, terseret oleh kerugian dari investasi dalam saham. Walau secara operasional bisnis, pendapatan FREN pada kuartal I-2023 masih bertumbuh 3,74% menjadi Rp 2,77 triliun.
Baca Juga: Kantongi Laba Untuk Pertama Kali, Smartfren Telecom (FREN) Pertimbangkan Dividen
"Jadi fluktuasi di profitabilitas itu satu faktor karena penerapatan akuntansi. Tapi investasi harus dilihat jangka panjang, tentu saja turun naik. Kami harus lihat jangka panjang itu ada sinergi untuk tumbuh bersama," terang Gisela.
Merza mengklaim, dinamika tersebut masih dalam batas normal. Sehingga fokus manajemen saat ini memastikan fundamental bisnis FREN tetap bisa tumbuh secara konsisten.
"Revenue naik, itu suatu tren yang bisa kami katakan on the track, EBITDA juga naik. Itu semua yang kami lihat bahwa fundamental bagus. Kalau bottom line ada dinamika karena ada yang di luar kontrol kami," ungkap Merza.
Baca Juga: Ini Target Pendapatan dan Laba Bersih Smartfren Telecom (FREN) pada Tahun 2023
Merza berharap pasar akan kembali stabil sehingga menjadi katalis positif untuk pergerakan saham. "Kami berharap pasar modal akan kembali rebound, sehingga nilai-nilai yang ada di pasar membuat laporan keuangan kami menjadi baik lagi, harapannya pasti untung," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News