REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencatatkan pendapatan pada kuartal I/2022 senilai Rp 765 miliar atau turun 36% secara tahunan. Meski demikian, LSIP berhasil membukukan laba bersih Rp 305 miliar atau naik 2,5% secara year on year (YoY).
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa mengatakan, penghasilan LSIP terutama didukung oleh average selling price (ASP) crude palm oil (CPO) yang lebih kuat karena produksi turun 23% secara tahunan dan lebih rendah di opex.
Yasmin mengatakan, ASP CPO LSIP menguat 52,6% secara tahunan menjadi Rp 14.685 per kg dan mengimbangi penurunan 38,4% secara tahunan dalam produksi CPO menjadi 53 ribu per ton.
"ASP yang lebih tinggi mendorong margin dengan Gross profit margin (GPM) dan Operating profit margin (OPM) masing-masing meningkat menjadi 57,5% dan 49,2% dibandingkan kuartal I-2021 sebesar 35,6% dan 28,7%," ucap Yasmin kepada Kontan.co.id, Rabu (22/6).
Baca Juga: London Sumatra Indonesia (LSIP) Catatkan Laba Bersih Rp 305 Miliar di Kuartal I-2022
Selain kenaikan biaya, Yasmin mengatakan, Kewajiban Harga Domestik (DPO) untuk CPO juga membatasi kemampuan perusahaan untuk memonetisasi harga CPO global yang kuat.
"Pada kuartal I-2022, harga CPO dunia rata-rata berada di rekor tertinggi RM 6,183 per ton, melonjak 57,5% secara YoY, karena pasokan terbatas berbeda dengan kenaikan tuntutan," kata Yasmin.
Yasmin mengatakan, faktor cuaca yang tidak mendukung dan kegiatan penanaman kembali produksi di kuartal I-2022 berada di bawah ekspektasi.
Dimana produksi inti TBS turun 29% secara tahunan menjadi 226 ribu per ton.
"Demikian pula TBS eksternal juga turun signifikan 78% secara tahunan menjadi hanya 16 ribu/ton. Karena lebih sedikit tandan buah segar (TBS) produksi inti dan eksternal, total produksi CPO turun 39% secara tahunan menjadi 53 ribu ton sementara produk palm kernel (PK) turun 38% secara tahunan menjadi 15 ribu/ton," ucap Yasmin.
Sejalan dengan penurunan produksi, Yasmin menyampaikan volume penjualan CPO turun 66% secara tahunan menjadi 33 ribu per ton sedangkan volume penjualan PK turun 29% secara tahunan menjadi 18 ribu/ton.
Dilihat dari produksi pada kuartal I-2022 yang lambat, Yasmin memangkas produksi TBS pada sepanjang tahun 2022 menjadi 941 ribu per ton atau turun 22% dibandingkan dengan realisasi di sepanjang tahun 2021.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham CPO di Tengah Pelemahan Harga Komoditas
Sama hal dengan produksi CPO sepanjang tahun 2022 juga berkurang sebesar 22% secara tahunan menjadi 239 ribu per ton.
"Kegiatan peremajaan tahunan perusahaan mengakibatkan rendahnya produktivitas dalam jangka pendek, bagaimanapun, adalah penting untuk mempertahankan pertumbuhan dalam jangka panjang," ucap Yasmin.
Yasmin merekomendasikan Buy untuk saham LSIP dengan target price (TP) Rp 1.810.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News