Berencana buyback, berikut alokasi dana yang disiapkan sejumlah emiten

Kamis, 22 Juli 2021 | 23:01 WIB   Reporter: Kenia Intan
Berencana buyback, berikut alokasi dana yang disiapkan sejumlah emiten

ILUSTRASI. BNI alokasikan dana maksimal hingga Rp 1,7 triliun untuk buyback


BUYBACK SAHAM - JAKARTA. Sejumlah emiten berencana membeli kembali saham atawa buyback. Sepanjang bulan Juli 2021, sudah ada lima emiten yang mengumumkan akan melakukan buyback.

Terbaru, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mengalokasikan dana maksimal hingga Rp 1,7 triliun untuk pembelian kembali saham.

Adapun buyback yang akan dilakukan pada periode 22 Juli 2021 hingga 21 Oktober 2021 itu akan membeli sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah modal disetor dan paling sedikit 7,5% dari modal disetor.

Dalam keterbukaan informasinya, manajemen emiten perbankan plat merah itu mengungkapkan, saham BBNI mengalami tekanan jual di pasar akibat sentimen Covid-19. Sahamnya melorot 25% secara year to date (ytd) menjadi Rp 4.640 per 30 Juni 2021.

Baca Juga: Ramai buyback saham, simak saran analis agar investor dapat cuan

" Tekanan jual di pasar akibat sentimen Covid-19 tersebut membuat saham BNI undervalued dengan Price to Book Value (PBV) per 30 Juni 2021 sebesar 0,75 kali atau telah jauh berada di bawah rata-rata PBV selama 10 tahun yang sebesar 1.60 kali," seperti yang tertulis dalam keterbukaan infromasinya.

Selain BBNI, Kontan.co.id mencatat PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga menganggarkan dana cukup besar yakni mencapai Rp 1 triliun. Buyback yang berlangsung pada 7 Juli  2021 hingga 6 Oktober 2021 itu rencananya akan menyerap sebanyak-banyaknya 20% dari modal disetor.

Sementara itu, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) akan buyback sebanyak-banyaknya 300 juta saham pada periode 21 Juli 2021 hingga 20 Oktober 2021. Adapun ROTI membatasi harga buyback maksimal di Rp 1.600 per saham. Dengan demikian, menurut perhitungan Kontan, ROTI menyiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp 480 miliar.

 

 

Adapun PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga berencana buyback sebanyak 190 juta saham. Dana yang disiapkan sebesar US$ 9 juta atau setara Rp 130,5 miliar dengan asumsi satu US dollar setara Rp 14.500. Buyback dijadwalkan berlangsung pada 26 Agustus 2021 hingga 26 Februari 2023.

Untuk melancarkan rencananya ini, MEDC akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat yang digelar pada 26 Agustus 2021 mendatang.

Tidak jauh berbeda, PT Provident Agro Tbk (PALM) juga akan akan menggelar RUPSLB pada 25 Agustus 2021 untuk mendapat restu buyback dari pemegang saham. PALM berencana membeli maksimal 110 juta saham.

Perusahaan pengembangan dan pengoperasian perkebunan kelapa sawit itu menyiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp 54,28 miliar. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, periode buyback PALM akan berlangsung pada 27 Agustus 2021 hingga 22 Agustus 2022.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto berpendapat, selain pertimbangan valuasi, buyback dilakukan karena adanya ekspektasi akan penguatan harga saham lebih lanjut di waktu mendatang.

Baca Juga: Harga undervalued, Bank BNI (BBNI) akan buyback saham hingga Rp 1,7 triliun

Adapun di tengah kondisi pasar yang cenderung konsolidasi seperti saat ini, langkah buyback dinilai efektif untuk mempertahankan stabilitas harga saham.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, kendati buyback saham tidak akan mengerek harga sahamnya, momentum ini tetap dapat dimanfaatkan investor. Salah satunya dengan membeli saham di harga terbaik, yakni di harga yang sama atau paling tidak mendekati harga yang dieksekusi oleh aggota bursa, yang ditunjuk untuk melakukan buyback. Investor pun bisa membelinya secara bertahap sesuai dengan emiten yang melakukan buyback secara bertahap pula.

" Saya lebih sarankan pada emiten yang dana buyback-nya besar dan dari pergerakan harganya yang sebelumnya mengalami pelemahan harga, supaya belinya di harga rendah," imbuhnya. Dengan kriteria tersebut, BBNI menjadi salah satu yang disarankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru