KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersungkur di zona merah pada akhir perdagangan Rabu (22/10). IHSG ditutup turun 85,53 poin atau 1,04% ke level 8.152,55.
Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 321 saham menguat, 349 saham melemah, dan 139 saham stagnan. Aktivitas perdagangan tercatat cukup ramai, dengan volume mencapai 29,22 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp 22,69 triliun.
Direktur Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, menjelaskan bahwa tekanan pada IHSG terjadi setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 4,75%.
Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai koreksi IHSG hari ini wajar karena penguatan pada perdagangan Selasa (21/10) sudah mulai terbatas dan rawan terkoreksi. Ia juga menyoroti bahwa mayoritas bursa Asia turut bergerak melemah.
“Pelemahan hari ini juga terpengaruh dari BI yang menetapkan BI rate di 4,75%, di uar perkiraan konsensus. Dolar Amerika Serikat (AS) juga menguat terhadap rupiah,” ujar Herditya kepada Kontan, Rabu (22/10).
Baca Juga: Outlook IHSG Rabu (10/9): Cek Sentimen Domestik & Global yang Mempengaruhi Indeks
Daniel memperkirakan, tekanan jual kemungkinan masih berlanjut pada perdagangan Kamis (23/10). Ia memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran 7.950–8.100.
Untuk strategi perdagangan besok, Daniel merekomendasikan investor mulai mengakumulasi beberapa saham tambang dan energi, seperti MBMA dengan target harga Rp 650 per saham, MDKA di Rp 2.400, dan MEDC di Rp 1.500 per saham.
Herditya juga memperkirakan IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksi dengan area support di 8.120 dan resistance di 8.199. Menurutnya, penahanan BI rate di 4,75% masih menjadi sentimen utama yang menekan pasar.
“Juga diperkirakan adanya aksi profit taking terhadap emiten-emiten big caps yang mengalami penguatan signifikan beberapa waktu lalu,” paparnya.
Tonton: IHSG Kembali Terkoreksi Hari ini, 10 Saham LQ45 dengan PER Terendah & Tertinggi 22 Oktober 2025
Sebagai strategi jangka pendek, Herditya menyarankan untuk mencermati saham-saham seperti ADRO dengan target harga Rp 1.850–Rp 1.910 per saham, KLBF di Rp 1.255–Rp 1.285, dan TBLA di Rp 800–Rp 820 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News