Bisnis Alat Berat Menyokong Lonjakan Laba Astra International (ASII)

Selasa, 01 November 2022 | 06:15 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Bisnis Alat Berat Menyokong Lonjakan Laba Astra International (ASII)


EMITEN - JAKARTA. Laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) melesat 55,84% menjadi Rp 23,33 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan laba bersih ASII seiring kenaikan pendapatan yang mencapai 32,22% menjadi Rp 221,35 triliun.

Presiden Direktur Astra Internasional Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kinerja grup sepanjang kuartal ketiga terutama didukung oleh pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang lebih tinggi. Kinerja bisnis pada sisa tahun ini diperkirakan akan tetap baik.

“Namun, prospek bisnis ke depan dapat menghadapi tantangan yang disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, meningkatnya suku bunga dan tekanan ekonomi makro global,” ujar Djony dalam siaran pers, Senin (31/10).

Baca Juga: Penjualan Alat Berat Naik 106%, Ini Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR)

Laba bersih ASII tanpa memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencapai Rp 22,2 triliun, 49% lebih tinggi dari kuartal ketiga 2021. Sedangkan laba bersih per saham (tidak termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi Grup di GoTo) adalah sebesar Rp 550.

Sektor bisnis alat berat menjadi kontributor utama laba bersih ASII. Nilainya Rp 9,53 triliun, naik 105% secara tahunan. Hal tersebut disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batubara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga komoditas yang lebih tinggi.

Pendapatan terbesar kedua dari divisi otomotif sebesar Rp 6,79 triliun, tumbuh 23% dibanding kuartal ketiga 2021. Ini didorong pertumbuhan penjualan mobil Astra meningkat 20% menjadi 413.000 unit. Namun, penjualan sepeda motor turun 8% menjadi 2,7 juta unit lantaran PT Astra Honda Motor, yang sempat mengalami gangguan sementara atas pasokan semikonduktor.

Baca Juga: Apa Kabar Rencana Astra Grup Jual Unit Bisnis Asuransi Jiwanya?

Pendapatan terbesar ketiga dari divisi jasa keuangan yang meningkat 30% menjadi Rp 4,41 triliun selama kuartal III-2022. Disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen.

Pada divisi agribisnis, kontribusinya turun 17% menjadi Rp 969 miliar. Utamanya, disebabkan produksi minyak kelapa sawit yang lebih rendah.

Sisanya, berasal dari divisi infrastruktur dan logistik sebesar Rp 386 miliar, tumbuh 294%. Lalu properti turun 17% menjadi Rp 109 miliar, dan divisi teknologi informasi yang tumbuh 75% menjadi Rp 49 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru