Bisnisnya Diprediksi Masih Prospektif, Ini Rekomendasi Analis Terhadap Saham SCMA

Kamis, 14 Juli 2022 | 05:15 WIB   Reporter: Hikma Dirgantara
Bisnisnya Diprediksi Masih Prospektif, Ini Rekomendasi Analis Terhadap Saham SCMA


SURYA CITRA MEDIA -

 JAKARTA. Saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) diyakini masih akan prospektif ke depan. Terlebih, emiten media ini semakin agresif mengembangkan lini bisnis digitalnya melalui platform Over The Top (OTT) Vidio. 

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy meyakini Video akan menjadi jawaban bagi bisnis SCMA ke depan mengingat cenderung terbatasnya pertumbuhan bisnis Free To Air tradisional. Ia juga meyakini, arus kas SCMA yang positif bisa menjadi faktor pendukung pertumbuhan bisnis Vidio ke depan. 

“Terlebih Vidio baru saja mendapatkan pendanaan yang membuat post-money valuation-nya menjadi US$ 945 juta. Kerjasama strategis ini ke depannya akan menghadirkan lebih banyak peluang dan kesempatan kolaborasi,” jelas Paulus ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/7).

Adapun, pada bulan Juni, SCMA mengumumkan bahwa Video memperoleh pendanaan sebesar US$ 45 juta dari beberapa mitra strategis. Mulai dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), Grab LA Pte Ltd (Grab), serta salah satu klub sepakbola, Bali United. 

Baca Juga: Ini Alasan Surya Citra Media (SCMA) Optimistis Kinerja Membaik di 2022

Menanggapi hal tersebut, analis Samuel Sekuritas Farras Farhan melihat potensi bisnis dari kerjasama tersebut adalah adanya peningkatan demand untuk OTT ke depannya.

Ia pun melihat Vidio saat ini juga berada di posisi yang bagus untuk meningkatkan jumlah pengguna karena adanya perhelatan piala dunia nanti.

Terkait jumlah pengguna, Paulus optimistis pada akhir tahun nanti, jumlah pelanggan berbayar Vidio bisa menembus 4 juta pelanggan. Adapun, per akhir April 2022, jumlah pelanggan berbayar Vidio mencapai 2,5 juta.

 

 

Menurutnya, keberhasilan Vidio mendapatkan lisensi untuk menayangkan agenda piala dunia, piala dunia U-20, dan liga primer Inggris akan menjadi pendorong pertumbuhan pelanggan berbayar tersebut. 

Lebih lanjut, ia menyebut hingga akhir 2023 nanti, Vidio berpotensi untuk memproduksi konten original dengan total durasi lebih dari 1.000 jam. Seiring dengan masyarakat yang menyambut baik kehadiran konten original, Paulus meyakini hal tersebut bisa menjadi sentimen positif untuk SCMA. 

Baca Juga: Pieter Tanuri, Sinarmas & Grab Investasi di Vidio.com, Terkait Ke Bisnis Bali United

Dengan berbagai faktor tersebut, ia pun meyakini SCMA ke depan akan lebih fokus untuk mengembangkan bisnis Vidio.

“Namun, seiring SCMA yang berfokus mengembangkan Vidio, profitabilitasnya akan mengalami penurunan, setidaknya dua tahun ke depan,” imbuh Paulus.

Paulus menyebut hal tersebut disebabkan adanya tambahan one-off cost dari menayangkan Piala Dunia dan Liga Primer Inggris. Lalu, produksi konten original berkualitas juga akan memerlukan biaya produksi yang tidak murah, terlebih dengan persaingan industri yang semakin ketat.

Farras menambahkan, upaya SCMA mengembangkan Vidio sejatinya belum akan memberi sumbangsih yang besar untuk pendapatan anak usaha Emtek grup ini. Saat ini, bisnis FTA masih akan jadi penopang kinerja SCMA. 

Baca Juga: Rekomendasi Saham Surya Citra Media (SCMA) Saat Ekonomi Mulai Pulih

“Namun, secara jangka panjang ini merupakan hal yang positif, serta dapat menjadi angin segar bagi investor media dalam berinvestasi di SCMA,” ujar Farras. 

Saat ini, Farras masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham SCMA dengan target harga Rp 340 per saham. Senada, Paulus juga memberikan rekomendasi beli saham SCMA dengan target harga Rp 270 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru