BRI Syariah (BRIS) merger, enaknya buy atau sell saham BRIS, ya?

Rabu, 14 Oktober 2020 | 11:30 WIB   Reporter: Nur Qolbi
BRI Syariah (BRIS) merger, enaknya buy atau sell saham BRIS, ya?

ILUSTRASI. BRI Syariah (BRIS) merger, enaknya buy atau sell saham BRIS, ya? FOTO: KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/10/2020.


EMITEN - JAKARTA. PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri bakal merger menjadi satu entitas. Proses merger ini dimulai pada Selasa (13/10) dengan penandatanganan conditional merger agreement.

Selanjutnya, pemerintah akan mengurus perizinan merger bank syariah BUMN ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ke pasar modal.

Kemudian, pada minggu ketiga Oktober, pemerintah bakal melangsungkan announcement plan merger, sementara legal merger diperkirakan baru terjadi pada Februari 2021.

Pelaku pasar menyambut positif merger bank syariah BUMN ini. Pada perdagangan Selasa (13/10), harga saham BRI Syariah melesat 25% ke level Rp 1.125 per saham. Terjadi 77.579 kali transaksi yang melibatkan 915,49 juta saham senilai Rp 989,48 miliar.

Seperti diketahui, BRI Syariah akan menjadi induk dari penggabungan bank syariah ini.

BRI Syariah (BRIS) merger, enaknya buy atau sell saham BRIS, ya?

Baca Juga: OJK dukung rencana merger bank syariah BUMN

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, merger bank syariah BUMN akan berdampak positif terhadap bisnis bank syariah BUMN dan bagi perekonomian Indonesia. Terlebih lagi, prospek perbankan syariah memang masih cukup cerah dan ruang ekspansinya cukup terbuka lebar.

"Konsolidasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kekuatan perbankan syariah dari segi aset sehingga dapat menjadikan perbankan syariah tersebut menjadi perbankan syariah terbesar di Indonesia bahkan Asia," tutur Oke saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (13/10).

Merger bank syariah BUMN ini juga berdampak positif, terutama bagi emiten yang menjadi induk dari bank syariah tersebut karena dapat meningkatkan kontribusi dari luar pasar bank konvensional.

Penggabungan bank syariah BUMN ini  tidak memberikan efek negatif pada bank konvensional karena sejauh ini masing-masing pasar sudah memiliki segmentasinya sendiri.

Bernada serupa, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, merger bank syariah BUMN dapat menaikkan sisi fundamental perusahaan, baik dari modal dan pendapatan ke depannya. Dengan begitu,  ia menilai  kenaikan harga saham saat ini cukup wajar.

"Hanya saja perlu diperhatikan karena kenaikan harga saham yang signifikan juga tidak sehat," ungkap dia.

Petugas teller melayani nasabah BRI Syariah

Baca Juga: Harga saham BRI Syariah (BRIS) kembali mentok auto rejection atas (ARA)

Menurut Chris, pelaku pasar bisa memanfaatkan momentum jangka pendek dengan adanya merger bank syariah BUMN ini.

Okie merekomendasikan investor untuk hold BRIS dengan target harga Rp 1.180 per saham.

"Karena kenaikan dari BRIS ini sudah cukup signifikan, sehingga rekomendasi buy kami revisi menjadi hold," ujar dia.

Meskipun masih ada potensi kenaikan, Okie mengimbau investor untuk berhati-hati seiring adanya potensi aksi ambil keuntungan karena ekspektasi pelaku pasar yang cukup tinggi.

Baca Juga: ​Merger bank syariah segera terwujud, ini profil BRISyariah (BRIS)

Chris menambahkan, BRIS cukup menarik dengan nilai buku yang masih cukup murah dibanding dengan bank syariah yang sudah tercatat di BEI, yakni PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS). Chris merekomendasikan buy BRIS dengan harga Rp 1.400 per saham.

Ia juga merekomendasikan buy BTPS dengan target harga Rp 4.000 per saham. Sementara target harga Okie untuk BTPS adalah Rp 4.500. Menurut Okie, prospek BTPS juga tergolong menarik seiring dengan potensi perkembangan bank syariah di Indonesia.

 

Selanjutnya: Merger bank syariah BUMN bisa terganjal aturan persaingan usaha?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana

Terbaru