Bukalapak (BUKA) Ubah Penggunaan Dana IPO, Begini Rekomendasi Saham dari Analis

Minggu, 26 Desember 2021 | 07:30 WIB   Reporter: Kenia Intan
Bukalapak (BUKA) Ubah Penggunaan Dana IPO, Begini Rekomendasi Saham dari Analis


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan melakukan perubahan penggunaan dana hasil initial public offering (IPO). Rencana tersebut telah mengantongi persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis (23/12). 

Dalam keterangan resmi diungkapkan, perubahan penggunaan dana hasil IPO sejalan dengan strategi manajemen BUKA, yaitu berfokus dalam mencapai pertumbuhan perseroan dan entitas anak-anak usahanya. Sehingga, perseroan dan entitas anak dapat tumbuh lebih baik ke depan dan dapat berkembang secara berkesinambungan. 

Oleh karenanya,  manajemen berkomitmen akan terus mengkaji dan menelah potensi serta kesempatan yang tersedia. BUKA dan entitas anak juga senantiasa mengelola biaya-biaya yang timbul secara lebih efisien.

Mengutip keterbukaan informasi sebelumnya, rencana awal penggunaan dana hasil IPO adalah sebesar 66%  untuk modal kerja perseroan. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak. 

Baca Juga: Hijrah ke Semen Indonesia, 2 Direktur Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Undur Diri

Secara lebih rinci, dialokasikan masing-masing 15% untuk PT Buka Mitra Indonesia dan PT Buka Usaha Indonesia. Sementara itu, PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd, dan PT Five Jack dialokasikan masing-masing 1%. 

Setelah dilakukan perubahan, penggunaan dana IPO menjadi sekitar 33% dimanfaatkan untuk modal kerja perseroan. Sementara, sekitar 34% akan digunakan sebagai modal kerja entitas anak. 

Entitas anak yang dimaksud adalah PT Buka Mitra Indonesia dan PT Buka Usaha Indonesia yang dialokasikan masing-masing 15%. Lainnya, dialokasikan untuk PT Buka Investasi Bersama,  PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd, dan PT Five Jack sebesar masing-masing 1%.

Sementara sisanya akan digunakan perseroan dan entitas anak untuk pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak. Termasuk, namun tidak terbatas pada, pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan. 

Termasuk, dalam rangka perjanjian patungan (joint venture) dan metode transaksi lain yang sesuai, serta pelunasan fasilitas pinjaman yang digunakan untuk keperluan pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha baik yang sekarang ada maupun yang akan datang. 

Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Mau Rights Issue, Begini Rekomendasi Saham dari Analis

Penggunaan lainnya, untuk modal kerja entitas anak, baik yang sekarang ada maupun yang akan datang, selain entitas anak yang telah disebut sebelumnya. 

Melihat hal ini, Analis Sucor Sekuritas Indonesia Paulus Jimmy menanggapi, perubahan penggunaan dan yang dilakukan BUKA merupakan hal baik. Sepengamatannya, perubahan modal kerja  dari awalnya 66% menjadi 33% karena ada alokasi baru untuk pengembangan usaha yang perkirakan untuk akuisisi atau aksi korporasi.

"Jadi mulai ada kejelasan tentang penggunaan dana IPO mereka, ini yang sebenarnya ditunggu oleh banyak pihak," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/12). Sucor Sekuritas masih merekomendasikan buy saham BUKA dengan target harga Rp 870 per saham. 

Adapun dalam riset BRIDanareksa Sekuritas yang ditulis Niko Margaronis pada 1 Desember 2021, merekomendasikan beli saham BUKA dengan target harga Rp 1.400 per saham. Saran ini mempertimbangkan momentum pertumbuhan kinerja yang diproyeksi masih akan berlanjut. Ini tidak terlepas dari banyaknya pengembangan fasilitas untuk Mitra Bukalapak. 

Di sisi lain, BUKA juga melibatkan lebih banyak UMKM dalam sistem online to offline (O2O), seperti Warteg, bengkel mobil, hingga toko material bangunan. 

Adapun langkah BUKA memanfaatkan media sosial dengan aktivitas gross merchandise value (GMV) e-commerce dinilai sebagai pendekatan yang tepat. Mengingat e-commerce berbasis media sosial lebih didorong oleh mekanisme pasar. Berbeda dengan marketplace dan super-app saat ini yang bersifat lebih terpusat dan membakar uang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru