BATUBARA - JAKARTA. Prospek harga batubara yang membaik tahun ini membuat sejumlah emiten memasang mode yang ekspansif. Salah satunya adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang melihat akan ada kenaikan permintaan batubara, sehingga produksi juga akan dikerek.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava melihat adanya pertumbuhan minimal 5% terhadap permintaan batubara thermal pada tahun ini.
Hal tersebut tidak terlepas dari pulihnya pasar batubara dibandingkan dengan tahun 2020, dimana tahun lalu industri batubara dipenuhi dengan berbagai tantangan, termasuk pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kontrak Batubara Sempat Tembus US$ 84 per Ton, Produsen Siap Kerek Produksi
Proses distribusi dan vaksinasi pun seharusnya bisa berfungsi untuk menopang pasar lebih lanjut.
“Kami perkirakan harga batubara akan tetap meningkat di semester pertama 2021,” ujar Dileep saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (5/1).
Dileep melanjutkan, rencana internal BUMI tahun ini adalah memproduksi batubara 5% lebih tinggi dari target 2020.
Untuk diketahui, tahun lalu volume produksi BUMI dipasang dengan kisaran 83 juta ton-85 juta ton.
Sebagai gambaran, per kuartal ketiga 2020, volume batubara yang ditambang BUMI mengalami penurunan akibat pandemi. Volume produksi BUMI sebesar 60,7 juta ton atau menurun 3% dari realisasi produksi di periode yang sama tahun sebelumnya yakni 62,8 juta ton.
Secara rinci, PT Kaltim Prima Coal (KPC) memproduksi 44,4 juta ton sementara PT Arutmin Indonesia memproduksi 16,2 juta ton batubara. Realisasi pengupasan lapisan atau overburden (OB) removal BUMI juga turun tipis 0,3% menjadi 480,5 juta bank cubic meter (bcm).
Hal yang sama juga terjadi pada volume penjualan BUMI per kuartal ketiga 2020. BUMI tercatat menjual 60 juta ton batubara, turun 5% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 63,1 juta ton.
Asal tahu saja, pada Senin (4/1), harga batubara Newcastle berada di level US$ 81,4 per ton.
Harga Batubara Acuan (HBA) juga menujukkan tren positif dari akhir 2020 hingga awal tahun 2021. Kementerian ESDM menetapkan HBA selama perdagangan bulan Januari naik US$ 16,19 per ton atau 27,14% ke level US$ 75,84 per ton dibandingkan HBA bulan Desember 2020 yang hanya US$ 59,65 per ton.
Selanjutnya: Harga memanas jelang tutup tahun, simak prospek industri batubara pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News