EMITEN - JAKARTA. Aksi korporasi penambahan modal di bursa berlanjut. Emiten masih ramai menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) maupun non-HMETD.
Beberapa emiten yang akan menggelar aksi korporasi, yakni WSKT, JAST, ZBRA, WEHA, PANR, dan JSKY. Dalam catatan Kontan.co.id, JAST akan melakukan right issue dengan melepas saham baru sebanyak 406,81 juta unit dengan rasio 2:1 dengan harga penawaran Rp 150 per saham.
Selanjutnya, ZBRA akan right issue sebanyak-banyaknya 1,71 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau sebanyak-banyaknya 200% dari jumlah saham pelaksanaan HMETD II.
Kemudian, WEHA akan menerbitkan sahan baru sebanyak-banyaknya 886,41 juta lembar saham dengan nomimal Rp 100 per saham. PANR akan menerbitkan 1,2 miliar saham dan memberikan sebanyak-banyaknya 400 juta waran sebagai insentif. Lalu, JSKY dengan menerbitkan 406,50 juta saham baru dengan nominal Rp 50 per saham.
Baca Juga: Saham dengan hak suara multipel diperlukan untuk IPO perusahaan unicorn
Lalu, WSKT akan menggelar dua aksi korporasi yakni right issue dan obligasi. Dari dua aksi korporasi tersebut, emiten konstruksi plat merah itu membidik dana sebesar Rp 17,5 triliun.
Sebelumnya, pihaknya memperkirakan sesuai dengan porsi penyertaan modal negara (PMN) dan rights issue, Waskita akan mendapatkan dana segar kurang lebih Rp 12 triliun. Rinciannya, PMN senilai Rp 7,9 triliun dan rights issue sebesar Rp 4 triliun.
Selanjutnya, untuk penerbitan obligasi akan dilaksanakan lebih cepat yakni pada September 2021. Nilai dana yang ditargetkan bisa didapat dari sini sebesar Rp 5,6 triliun.
Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani menilai dari aksi korporasi emiten-emiten tersebut yang menarik secara prospek jangka panjang dari WSKT dan ZBRA. Menurutnya, WSKT berpotensi menurunkan level hutangnya dengan right issue ini sehingga menurunkan resiko usaha. ZBRA menarik karena right issue ini memiliki peluang untuk ikut ke penyertaan PT DNR yang backdoor listing ke ZBRA.
Ia juga melihat dengan dana baru yang diterima dari aksi korporasi tersebut ada potensi bagi emiten untuk melakukan perbaikan kinerja/pengembangan usaha. "Namun, investor tetap perlu mencermati perkembangan kinerja emiten setelah nanti right issue selesai, bagaimana efisiensi penggunaan dana tersebut nantinya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/8).
Baca Juga: OJK Menang Banding Atas Bosowa, BBKP: Hubungan Bosowa, OJK & Bukopin, Tetap Harmonis
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto juga menilai dari berbagai aksi korporasi itu hanya milik WSKT yang paling menarik. "Yang lainnya bukan tidak menarik, hanya high risk saja," sebutnya.
Ia menjelaskan, WSKT memiliki aksi korporasi paling menarik sebab berhasil mengangkat kinerja sahamnya walaupun baru sedikit. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa ada respon positif untuk aksi korporasi WSKT. "Dan karena penguatannya masih sedikit maka daya tariknya lebih besar," lanjutnya.
Menilik data RTI, sebulan terakhir emiten-emiten tersebut mencatatkan kenaikan harga saham. JAST berhasil naik 44,19%, ZBRA naik 14,36%, WEHA naik 164,79%, PANR naik 22,12%, JSKY naik 6,57%.
Hanya WSKT yang mencatatkan penurunan harga saham selama sebulan terakhir. Harga saham emiten konstruksi plat merah itu turun 6,4%.
Baca Juga: Laba ditopang hasil divestasi, simak rekomendasi saham Waskita Karya (WSKT)
Hendriko menyebutkan, dalam jangka pendek biasanya saham ada potensi naik sebelum harga pelaksanaan diumumkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, ia bilang investor dapat memanfaatkan aksi korporasi ini dengan melakukan trading jangka pendek dengan kebiasaan tersebut.
Sucor Sekuritas merekomendasikan speculative buy untuk WSKT di 805 dengan target harga 835-890. Kemudian buy ZBRA di 1.000-1.020 dengan target harga 1.250-1.275.
Sementara, William melihat dengan kondisi tersebut investor bisa memanfaatkan dengan strategi buy on weakness. "Jika terjadi koreksi, saham-saham tersebut bisa direkomendasikan buy, setidaknya menurunkan tingkat risiko dari penguatan harga yang signifikan," jelasnya.
Selanjutnya: Waskita Karya (WSKT) akan menggelar rights issue dan penerbitan obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News