Di tengah pandemi, Astra International (ASII) fokus ke jangka pendek

Kamis, 09 September 2021 | 15:40 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Di tengah pandemi, Astra International (ASII) fokus ke jangka pendek


EMITEN - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mengaku kondisi bisnis masih akan menantang hingga tutup akhir tahun ini.

Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur ASII mengatakan, kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang memprihatinkan pada pertengahan tahun 2021.

Guna menghadapi tantangan tersebut, ada beberapa strategi ASII yang sudah diterapkan sejak tahun lalu.

“Fokus dalam jangka pendek untuk memastikan ketahanan Astra di tengah pandemi dan ketidakpastian, ada beberapa langkah yang diambil. Pertama memastikan kedisiplinan dari setiap jajaran di Astra dalam penerapan kebijakan pemerintah dalam penanggulangan pandemi,” paparnya dalam paparan publik, Kamis (9/9).

Baca Juga: Astra International (ASII) berharap penjualan membaik di tengah pelonggaran PPKM

Kedua, ASII juga memastikan kedisiplinan pengelolaan keuangan dari seluruh unit bisnis. Misalnya meneruskan strategi penghematan biaya dan memilih prioritas belanja modal.

Selain itu, Grup Astra melanjutkan program digitalisasi di setiap unit bisnis agar memiliki daya saing yang baik di masa mendatang. Yang tak kalah penting, ASII juga terus mencari peluang bisnis baru atau melakukan ekspansi.

Djony optimistis meski ketidakpastian akibat pandemi masih menyelimuti, namun akan ada peluang-peluang bisnis baru yang akan bermunculan.

 

 

Sebagai informasi, sepanjang semester pertama tahun ini ASII telah mencetak pertumbuhan kinerja. Pendapatan bersih konsolidasian grup Astra tercatat sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 89,79 triliun.

Adapun laba bersih Astra tercatat mencapai Rp 8,8 triliun pada semester I-2021. Jumlah tersebut 22% lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama tahun 2020, ketika ASII memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata.

Jika tidak memperhitungkan keuntungan penjualan Bank Permata, laba bersih grup meningkat 61%, terutama disebabkan kinerja divisi otomotif yang lebih baik.

Laba bersih dari divisi otomotif Grup naik 362% menjadi Rp 3,3 triliun, peningkatan volume penjualan pada semester pertama tahun ini terutama pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.

Baca Juga: Saham BBCA, ASII & BUKA masuk daftar top yang dikoleksi asing saat IHSG tertekan

Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan laba bersih sebesar Rp 267 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp296 miliar pada semester pertama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan dan pasar suku cadang pengganti.

Selanjutnya, laba bersih dari divisi alat berat Grup, pertambangan, konstruksi dan energi naik 13% menjadi Rp 2,7 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batubara.

Kemudian laba bersih dari divisi agribisnis Grup meningkat 66% menjadi Rp 517 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru