Dianggap Masih Prospektif, Intip Rekomendasi Saham UNTR Berikut Ini

Selasa, 01 Agustus 2023 | 07:15 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Dianggap Masih Prospektif, Intip Rekomendasi Saham UNTR Berikut Ini


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Laba bersih PT United Tractors Tbk (UNTR) diperkirakan terkoreksi di tahun ini akibat melemahnya harga batubara. Meski begitu, analis menilai prospek UNTR masih positif didukung ekspansi di sektor non-batubara.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, sentimen positif UNTR tahun ini salah satunya dari pertumbuhan penjualan alat berat. Hingga semester I 2023, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini membukukan penjualan 3.145 unit alat berat.

Jumlah ini naik 9,46% dari realisasi penjualan alat berat di periode semester pertama 2022 yang hanya 2.873 unit. Adapun pangsa pasar alias market share Komatsu per Juni 2023 sebesar 32%.

"Ini bisa memberikan keuntungan dari sektor alat berat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (31/7).

Baca Juga: Kinerja Cemerlang di Semester I/2023, Cek Rekomendasi Saham LPKR dan PWON

Katalis lainnya dari ekspansi UNTR ke sektor nikel. Nafan melihat rencana perseroan itu akan memperkaya portofolio bisnis UNTR Sebelumnya, UNTR telah melakukan share subscription agreement (SSA) pengambilan 19,99% kepemilikan saham di Nickel Industries Limited (NIC) yang tercatat di Australian Securities Exchange Ltd (ASX).

Selain itu, UNTR juga bakal melakukan investasi strategis pertambangan nikel Stargate Pacific Resource (PTSPR).

"Aksi korporasi ini bisa langsung berkontribusi terhadap kinerja perseroan tahun ini," sambungnya.

Analis Sucor Sekuritsa Yoga Ahmad Gifari melanjutkan, UNTR tahun ini berencana melakukan beberapa investasi strategis. Ia melihat berbagai rencana investasi, termasuk akuisisi pertambangan nikel senilai US$ 1,43 miliar atau setara Rp 20,7 triliun.

Dipaparkannya, Stargate memiliki total sumber daya sebesar 146,7 juta ton dan juga sedang membangun proyek RKEF dengan kapasitas produksi NPI yang diharapkan sebesar 130.000 ton.

Sementara itu, NIC memiliki sumber daya bijih nikel sebesar 300 juta ton dan smelter RKEF yang memproduksi 65.336 ton NPI dan 4.743 ton produksi nikel matte, yang mengandung 60%-70% nikel pada tahun 2022.

Ia pun memperkirakan rencana akuisisi tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja UNTR tahun ini. Untuk NIC diperkirakan akan berkontribusi ke pendapatan sebesar US$ 41,18 juta atau setara 3,9% dan Stargate diproyeksikan berkontribusi US$ 16,2 juta atau setara 1,5% dari total pendapatan UNTR.

"Perlu dicatat bahwa PTSPR dan NIC berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menambah fasilitas pengolahan hilir yakni RKEF dan HPAL sehingga kontribusi pendapatan bisa meningkat di tahun-tahun mendatang," paparnya.

Dari fundamental, Yoga mencermati kas bersih terhadap ekuitas perseroan akan menurun menjadi minus 0,04 kali dari 0,39 kali. Hal ini disebabkan pembayaran dividen yang relatif besar dan strategi investasi yang agresif.

Baca Juga: Ini Rekomendasi dari CEO Edvisor.id untuk Saham Emiten Multifinance

Meski begitu, ia melihat ini secara positif karena posisi neraca yang lebih produktif. Selain itu dengan potensi kontribusi dari investasi dinilai akan menghasilkan ROE yang relatif lebih kuat di masa mendatang.

Tahun ini, laba bersih UNTR diperkirakan akan turun menjadi Rp 15,55 triliun. Yoga melihat hal ini didorong oleh penurunan harga batubara dan tingginya harga pokok di 2022.

"Meskipun demikian, kami memproyeksikan volume penjualan batubara akan tetap datar karena tingginya permintaan batubara termal dan cooking coal," katanya.

Sucor Sekuritas mengasumsikan UNTR dapat menghasilkan volume penjualan batubara sebesar 10 juta ton dan rata-rata harga jual (ASP) sebesar US$ 170 per ton pada tahun 2023.

Volume penjualan penjualan alat berat juga dapat mencapai 6.000 unit, sementara volume pengupasan OB dapat mencapai 1.002 juta bcm atau tumbuh 5% YoY dengan rasio pengupasan sebesar 8,2 kali.

Seiring perkiraan turunnya laba bersih, ia menilai hal tersebut juga dapat membatasi kenaikan harga saham. Namun, dengan arus kas yang kuat dan neraca keuangan yang sehat dapat mengurangi risiko penurunan. Ia pun merekomendasikan hold untuk UNTR dengan target harga Rp 28.500.

Sementara Nafan melihat secara teknikal pergerakan harga saham UNTR secara jangka panjang akan membentuk pola rounding bottom. Ia pun merekomendasikan add UNTR dengan target harga Rp 31.700.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru