REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Konsumsi masyarakat diprediksi naik seiring pemulihan ekonomi pasca covid-19. Hal ini menjadi katalis positif bagi emiten unggas seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma A. Fauni dalam riset 25 November 2022 memaparkan bahwa CPIN memiliki keunggulan operasional yang seharusnya dapat menjadi pengaman di tengah pergerakan harga broiler dan Day Old Chick (DOC).
Posisi CPIN sebagai pemimpin pasar di sektor perunggasan terutama di bisnis hulu, memungkinkan untuk menikmati margin profitabilitas yang unggul. Hal ini juga menjadi penyangga ketika situasi tidak menguntungkan.
Emma bilang, CPIN memegang pangsa produksi dengan kapasitas terbesar di sektor hulu yang terdiri dari bisnis pakan 35% dan DOC 38%.
CPIN mengelola jaringan lebih dari 20.000 petani kontrak yang membantunya mendapatkan keuntungan lebih besar untuk menyerap produk. Dengan demikian, penjualan CPIN mungkin lebih stabil.
Baca Juga: Bisi International (BISI) Incar Pertumbuhan Kinerja Dobel Digit pada Tahun Depan
Dari sektor hilir, emiten perunggasan ini dinilai paling mapan dibandingkan perusahaan sejenis. Hal itu berkat merek makanan olahan terkemuka di Indonesia dan skalabilitasnya. CPIN memasarkan produk makanan olahan diantaranya Fiesta, Champ, dan Okey.
Mirae Asset Sekuritas meyakini pendapatan CPIN ke depannya relatif stabil, berkat bisnis pakannya yang kuat. Harga bungkil kedelai yang perlahan melandai bisa menjadi sentimen positif bagi bisnis pakan.
Pada tahun 2022, harga bungkil kedelai melonjak lebih tinggi dan sempat menyentuh level tertinggi sejak Juli 2013. Secara rata-rata harga bungkil kedelai lebih tinggi 15,7% dibandingkan rata-rata harga tahun 2021.
Namun sejak pertengahan kuartal III-2022, harga bungkil kedelai secara bertahap telah menurun. Terlebih, Bank Indonesia (BI) terus berupaya kuat menstabilkan rupiah yang akhirnya bisa berdampak pada biaya bahan baku lebih rendah.
Di sisi lain, permintaan ayam diperkirakan lebih baik untuk emiten sektor unggas seperti Charoen Pokphand. Konsumsi masyarakat diperkirakan akan meningkat seiring pemulihan ekonomi dan menjelang tahun politik yang dimaknai adanya momentum perputaran uang dalam jumlah besar.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan NH Korindo Sekuritas untuk Hari ini (19/12)
"Pembukaan kembali ekonomi telah cukup solid selama beberapa kuartal terakhir. Masalah covid-19 yang bisa saja melonjak lagi, juga sudah bisa teratasi karena gejalanya semakin ringan," ungkap Emma dalam risetnya.
Emma menambahkan, Indonesia juga tengah memasuki tahun politik di tahun 2023 sebagai persiapan pemilihan presiden di awal 2024. Momentum ini diyakini bisa mengangkat permintaan ayam yang nampaknya bakal tumbuh pesat di semester II-2023.
Analis DBS Vickers Sekuritas Indonesia Nashrullah Putra Sulaeman dalam riset 12 Desember 2022 optimis bahwa permintaan ayam bakal stabil karena pemulihan ekonomi terus berlanjut pasca covid-19.
Di sisi lain, pengurangan kuota impor Grand parent stock (GPS) dalam dua tahun terakhir telah membantu menstabilkan pasokan dan permintaan. Serta, biaya input kini lebih rendah yang dihasilkan dari normalisasi harga bahan baku, sehingga mengarah ke penciptaan margin yang lebih baik.
Nasrullah memprediksikan margin yang lebih sehat dimulai pada kuartal IV-2022 dan menjadi lebih terlihat di tahun 2023. Ekspansi margin berasal dari biaya input bahan baku yang telah dinormalisasi dan penyesuaian harga pakan.
Baca Juga: Mengupas Sektor Saham yang Punya Prospek Cerah di 2023
Margin Ebitda Charoen Pokphand diproyeksikan akan meningkat sebesar 12% pada tahun 2022 menjadi 13% di tahun 2023. Hal ini didukung dengan peningkatan profitabilitas di semua lini bisnis.
DBS Vickers Sekuritas Indonesia memproyeksikan Ebitda CPIN sebesar Rp 7,03 triliun di tahun 2022. Untuk tahun 2023, Ebitda Charoen Pokphand dipatok sebesar Rp 8,23 triliun.
"Penggerak utama terutama dari peningkatan volume pakan, sementara akan ada ruang terbatas untuk kenaikan harga," tulis Nasrullah dalam riset, Selasa (3/1).
Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael menuturkan bahwa CPIN telah berinvestasi cukup besar di slaugtherhouse atau rumah potong pada tahun 2022. CPIN juga terus memperluas ekspansi pada segmen ritel melalui gerai Prima dan Freshmart.
Menanggapi krisis bahan baku, Charoen Phokphand pun telah sangat baik mengamankan rantai pasok pada jagung dengan membeli silo atau tempat penyimpanan jagung.
Baca Juga: Mengupas Sektor Saham yang Punya Prospek Cerah di 2023
Selain itu, kolaborasinya bersama emiten terafiliasi yaitu PT BISI International Tbk (BISI) untuk mendapatkan suplai jagung telah membantu CPIN mendapatkan pasokan. Targetnya sekitar 10%-20% jagung dibeli dari kerja sama tersebut.
Karena itu, penjualan CPIN hingga kuartal ketiga 2022 mampu naik 15,54% menjadi Rp 43,43 triliun secara year-on-year (yoy). Dari situ, CPIN mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,19 triliun.
Adapun penjualan ayam pedaging menopang bisnis CPIN dengan kontribusi sebesar Rp 24,18 triliun atau naik 27,18% yoy. Sedangkan, segmen pakan ternak tercatat menyumbangkan penjualan sebesar Rp 10,68 triliun atau turun 0,19% yoy.
Segmen penjualan anak ayam usia sehari/DOC juga mengalami penurunan menjadi Rp 1,18 triliun. Sementara, penjualan ayam olahan naik 23,27% yoy menjadi Rp 6,27 triliun.
Baca Juga: Membaik pada Tahun 2023, Begini Rekomendasi Saham CPIN dan JPFA
Dalam waktu dekat, Mikael melihat bahwa sentimen positif bagi Charoen Pokphand adalah adanya program culling atau pemusnahan kelebihan pasokan dari pemerintah. Program culling hingga akhir Januari 2023 bisa menjaga antara pasokan dan permintaan lebih seimbang.
Dengan demikian pula bakal menciptakan harga ayam yang lebih tinggi. Di samping itu, pasar dianggap akan menyerap dengan baik karena adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di tahun 2023.
Mikael memproyeksikan pendapatan CPIN di tahun 2022 akan mencapai Rp 60,7 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 3,7 triliun. Sementara, pendapatan dan laba bersih CPIN masing-masing diperkirakan berkisar Rp 66 triliun dan Rp 4,4 triliun di tahun 2023.
Mikael merekomendasikan Buy saham CPIN dengan target harga Rp 7.000 per saham. Nasrullah menyarankan Buy saham CPIN namun dengan target harga Rp 6.800 per saham.
Emma juga merekomendasikan Buy saham CPIN namun dengan target harga lebih rendah sebesar Rp 6,700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News