EMITEN - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) siap menadah berkah dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Berdasarkan data Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) kebutuhan baja di IKN berkisar 9,2 jt ton.
Direktur Gunung Raja Paksi, Fedaus meyatakan diharapkan pihaknya dapat berpartisipasi dalam pembangunan IKN Nusantara. Menurutnya pembangunan IKN memiliki potensi permintaan besi yang sangat baik.
“Saat ini GGRP sedang melakukan penjajakan dengan beberapa kontraktor di IKN untuk mendapatkan peluang tersebut. Sedang dalam tahap finalisasi,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/6).
Baca Juga: Hasil RUPS Gunung Raja Paksi (GGRP): Rombak Pengurus Hingga Tetapkan Penggunaan Laba
Fedaus menegaskan, kapasitas pabrik GGRP pun masih sanggup memenuhi permintaan IKN di tahun ini . Pasalnya saat ini utilisasi pabrik GGRP baru berkisar 55%-60% sehingga masih ada ruang untuk memenuhi kebutuhan besi dari proyek di IKN.
Asal tahu saja pada Juni 2022, GGRP meresmikan mesin Light Section Mill (LSM) yang turut disaksikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Dengan diresmikannya mesin ini, kemampuan produksi baja batangan Gunung Raja Paksi per tahun meningkat dari awalnya 400 ribu ton pada tahun 2021 menjadi 900 ribu ton pada tahun 2022
Secara umum, di sepanjang tahun ini GGRP tetap fokus peningkatan penjualan, digitalisasi system data di perusahaan, dan meningkatkan aspek Environment Social, Governance (ESG) serta menjalankan roadmap dekarbonisasi .
“GGRP berkomitment untuk melakukan proses produksi dengan efisien, emisi CO2 yang terkendali serta menjaga kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” tandasnya.
Melansir Annual Report 2022, Manajemen GGRP memproyeksikan pertumbuhan penjualan bersih di sepanjang 2023 akan berada di kisaran 5% year on year (YoY) sampai dengan 9% YoY dan laba bersih juga dapat tumbuh di kisaran 5% YoY hingga 14% YoY.
Sampai dengan kuartal I 2023, GGRP mencatatkan penurunan penjualan 10,6% YoY menjadi US$ 210,25 juta dari sebelumnya US$ 235,11 juta di Maret 2022.
Sejalan dengan turunnya penjualan bersih, pihaknya mencatatkan penurunan beban pokok penjualan (BPP) yang cukup signifikan hingga 9,22% dari sebelumnya US$ 206,56 juta di Maret 2022 menjadi US$ 187,43 juta.
Meski BPP turun, tetap saja laba bruto yang dihasilkan pada tiga bulan pertama tahun ini mengalami penurunan yakni dari sebelumnya US$ 28,55 juta menjadi US$ 22,81 juta di kuartal I 2023.
Alhasil, setelah dikurangi beban penjualan dan pajak, GGRP menghasilkan laba periode berjalan senilai US$ 5,85 juta atau turun 63% yoy dari sebelumnya US$ 15,81 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News