REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Henan Putihrai Sekuritas menginisiasi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dengan peringkat Hold. Adapun target price yang dipasang adalah Rp 9.900 per saham yang mengimplikasikan 21.5x dari rasio EV/EBITDA pada tahun 2021.
Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy dalam risetnya pada 9 Agustus 2021 menuliskan, EBITDA TPIA pada tahun ini dapat tumbuh hingga 201.3% secara year on year (yoy) ke US$ 564 juta. Hal ini sejalan dengan efek dasar yang rendah pada 2020 dan hasil interim semester I-2021 yang menggembirakan dengan membukukan US$ 275 juta.
Perolehan tersebut mengalami kenaikan hingga 5.400% yoy dari hanya US$ 5jt di semester I-2021 seiring penurunan 34% pada harga minyak mentah WTI dari US$ 61 per barel pada akhir Desember 2019 menjadi hanya US$ 40 per barel pada akhir Juni 2020.
Saat itu, beberapa harga jual produk Petrokimia Perseroan turun lebih dalam dari harga minyak acuan.
Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) fokus bangun pabrik petrokimia baru
Robertus menyebut, profitabilitas TPIA pada semester I-2021 berhasil pulih menyusul rebound harga minyak menjadi US$ 73,5 per barel pada akhir Juni 2021.
"Meskipun diperdagangkan pada valuasi yang terdiskon dari rata-rata rasio EV/EBITDAnya dalam 5 tahun terakhir yang tercatat pada 25-26x. TPIA saat ini dihargai premium apabila dibandingkan dengan emiten global sejenis yang rata-rata diperdagangkan pada 10-11x," jelas Robertus dalam risetnya dikutip Senin (9/8).
Adapun, baru-baru ini, TPIA memutuskan untuk menggandeng Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT) sebagai investor strategis TPIA.
Langkah ini akan ditandai dengan salah satu rights issue terbesar di BEI, yang diperkirakan mencapai US$ 1,1 miliar (Rp15,84 triliun) – subyek terhadap persetujuan OJK.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mendanai sebagian dari kebutuhan pendanaan proyek Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 yang diproyeksikan membutuhkan total investasi hingga US$ 5 miliar. Diharapkan beroperasi secara komersial pada tahun 2025-2026.
"Proyek ini akan meningkatkan kapasitas produksi TPIA secara signifikan dengan unit cracker, olefin terpolimerisasi serta fasilitas dan utilitas terkait," tutup Robertus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News