INAF, KAEF & PEHA Akan Merger, Simak Peluangnya untuk Investor Saham

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:20 WIB
INAF, KAEF & PEHA Akan Merger, Simak Peluangnya untuk Investor Saham

ILUSTRASI. INAF, KAEF & PEHA Akan Merger, Simak Peluangnya untuk Investor Saham


Reporter: Muhammad Alief Andri  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana merger badan usaha milik negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali terkuak. Kali ini merger tersebut melibatkan emiten saham sektor farmasi. Simak peluang untuk investor ritel dari aksi korporasi ini.

Rencana holding BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) untuk menggabungkan PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Phapros Tbk (PEHA) dinilai berpotensi memberikan dampak positif terhadap sinergi operasional dan perbaikan struktur keuangan holding farmasi BUMN. Meski demikian, manfaat konsolidasi tersebut diperkirakan baru akan terasa secara bertahap.

Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, konsolidasi ketiga emiten farmasi pelat merah ini dapat meningkatkan efisiensi biaya melalui integrasi rantai pasok, optimalisasi kapasitas produksi, serta pengurangan duplikasi fungsi pada distribusi, pemasaran, dan administrasi.

“Dengan skala usaha yang lebih besar, holding farmasi BUMN akan memiliki daya tawar yang lebih kuat dalam pengadaan bahan baku dan pengelolaan logistik. Hal ini berpotensi menurunkan cost of goods sold (COGS) dan memperbaiki margin,” ujar Azis kepada Kontan, Senin (29/12/2025).

Baca Juga: Saham di BEI Ini Akan Di-Buyback Rp 500 Miliar Lebih, Investor Perlu Beli atau Jual?

Dari sisi struktur keuangan, konsolidasi juga membuka peluang pengelolaan neraca yang lebih terpusat. Menurut Azis, langkah ini dapat meningkatkan fleksibilitas pendanaan dan memungkinkan restrukturisasi utang yang lebih efektif, terutama bagi entitas yang selama ini menghadapi tekanan keuangan.

“Pengelolaan neraca yang lebih terpusat dapat memperkuat fleksibilitas pendanaan holding, meskipun dampak positifnya cenderung baru terasa dalam jangka menengah,” jelasnya.

Dari perspektif kinerja, konsolidasi dinilai berpotensi memperbaiki arus kas melalui pengelolaan modal kerja yang lebih efisien serta stabilisasi aliran kas antar entitas. Sinergi distribusi dan portofolio produk juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan pendapatan sekaligus meningkatkan efisiensi biaya.

Tonton: Anggaran Bencana Rp 60 Triliun Cukup, Menkeu Pastikan MBG Tak Terganggu

Meski demikian, Azis mengingatkan bahwa dalam jangka pendek masih terdapat risiko tekanan arus kas akibat biaya integrasi dan penyesuaian operasional. Oleh karena itu, perbaikan kinerja tidak akan terjadi secara instan dan sangat bergantung pada efektivitas eksekusi manajemen.

“Dalam jangka pendek, biaya integrasi dan penyesuaian operasional tetap berpotensi menekan arus kas. Perbaikan kinerja kemungkinan bersifat gradual,” ujarnya.

Menjelang 2026, prospek saham INAF, KAEF, dan PEHA akan sangat ditentukan oleh keberhasilan realisasi sinergi dan perbaikan fundamental pascamerger. Jika konsolidasi mampu menghasilkan perbaikan margin, arus kas yang lebih sehat, serta penurunan risiko keuangan, maka peluang rerating valuasi dinilai terbuka.

“Valuasi saham farmasi BUMN saat ini masih mencerminkan kinerja historis yang lemah. Jika konsolidasi berhasil memperbaiki fundamental, potensi rerating tetap ada, meski investor perlu mencermati risiko integrasi,” tutup Azis.


 

BGN Pastikan MBG Tetap Jalan Saat Libur Sekolah, Paket Dibagikan Lebih Awal

Selanjutnya: Kelas Menengah Menyusut, Apindo Nilai UMP Tak Cukup Tahan Badai PHK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Terbaru