Indika Energy (INDY) fokus diversifikasi bisnis setelah lepas Mitrabahtera Segara

Selasa, 10 Agustus 2021 | 15:55 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Indika Energy (INDY) fokus diversifikasi bisnis setelah lepas Mitrabahtera Segara


EMITEN -

 JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui PT Indika Energy Infrastructure (IEI) bersama-sama dengan The China Navigation Co. Pte. Ltd. (CNCo), telah menandatangani suatu perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) dengan PT Galley Adhika Arnawama (GAA).

Perjanjian ini dilakukan sehubungan dengan rencana penjualan seluruh saham milik INDY di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS) kepada GAA.

Berdasarkan perjanjian jual beli bersyarat tersebut, Indika Energy Infrastructure bermaksud untuk menjual keseluruhan saham, yakni sebanyak 892,51 juta saham di MBSS yang mewakili 51% dari modal disetor MBSS.

Valuasi yang disepakati untuk seluruh saham di MBSS adalah setara dengan US$ 81 juta. Dengan demikian, perkiraan nilai penjualan dari rencana transaksi adalah sejumlah US$ 41,31 juta.

Transaksi ini diharapkan selesai pada bulan Oktober 2021 dengan pemenuhan beberapa persyaratan pendahuluan sebagaimana diatur di dalam CSPA.

Setelah rencana transaksi selesai dilaksanakan, MBSS tidak lagi menjadi anak perusahaan INDY. Kinerja MBSS juga tidak lagi dikonsolidasikan dalam laporan keuangan emiten tambang batubara ini.

Baca Juga: Ini Rencana Bisnis Indika Energy (INDY) Usai Melepas Seluruh Saham MBSS

 

 

Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, divestasi ini tidak terlepas dari strategi bisnis INDY ke depan, dimana INDY memiliki target minimum 50% pendapatan berasal dari sektor non-batubara.

Salah satu pencapaian target tersebut yakni dengan mengurangi eksposur batubara serta mengevaluasi portofolio aset batubara yang dimiliki saat ini.

Dus, divestasi ini menjadikan INDY semakin ekspansi untuk mendiversifikasi usahanya ke sektor non batubara. Ricky melanjutkan, Pengembangan diversifikasi bisnis Indika Energy akan berfokus pada sektor yang berhubungan dengan kompetensi yang INDY miliki.

“Ini termasuk pertambangan emas, serta energi baru dan terbarukan,”terang Ricky kepada Kontan.co.id, Senin (9/8).

Di segmen tambang emas, INDY telah menandatangani scheme implementation deed untuk mengambil alih Nusantara Resources Limited (NUS) pada akhir Juni 2021 silam. Nusantara Resources merupakan perusahaan  yang mengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.

Penandatanganan scheme implementation deed merupakan perjanjian dalam pengambilalihan saham NUS yang diharapkan akan selesai pada bulan September 2021. Setelah transaksi ini, Indika Energy akan memiliki 100% saham NUS

Perjanjian ini dilakukan dengan mekanisme scheme of arrangement. Indika Energy akan membayar AU$ 0,35 per saham untuk 168.041.107 saham yang belum dimiliki oleh INDY, dengan total transaksi mencapai AU$ 58,8 juta atau ekuivalen dengan US$ 45,3 juta untuk sekitar 72% saham di Nusantara.

Selain emas, terdapat sejumlah inisiatif di segmen non-batubara yang telah dilakukan Indika Energy, termasuk di bidang teknologi digital serta energi baru dan terbarukan, khususnya tenaga surya.  Diversifikasi bisnis yang dilakukan juga terdapat di segmen kendaraan listrik dan pengembangan biomassa.

Maret 2021 lalu, emiten pertambangan batubara ini mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), sebuah perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia.

Inisiatif ini dilakukan melalui kemitraan dengan Fourth Partner Energy, pengembang solusi tenaga surya terdepan asal India, yang secara mayoritas Fourth Partner Energy dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia.

Baca Juga: Kurangi eksposur bisnis batubara, Indika Energy (INDY) lepas Mitrabahtera (MBSS)

Pada April 2021, INDY bersama anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, PT Indika Energy Infrastructure, mengumumkan pendirian perusahaan dengan nama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Nantinya, Electra Mobilitas Indonesia akan berfokus pada pengembangan dan penjualan kendaraan listrik roda dua.

Namun, INDY tidak melupakan bisnis batubara yang menjadi penopang kinerjanya. Tahun ini, INDY mengungkit target produksi batubara.

Bila sebelumnya, INDY membidik target produksi sebanyak 31,4 juta ton batubara secara konsolidasi, kini emiten konstituen Indeks Kompas 100 tersebut mengejar target produksi 37,3 juta ton.

Ricky mengatakan, strategi INDY yang dilakukan untuk menggenjot kinerja di segmen batubara yakni melakukan digitalisasi untuk dapat mengoptimalkan kinerja dan meningkatkan efisiensi biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru