Intip Siapa Saja Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Terbesar Tahun Lalu

Selasa, 18 Januari 2022 | 06:05 WIB   Reporter: Adrianus Octaviano
Intip Siapa Saja Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Terbesar Tahun Lalu


REKSADANA -  JAKARTA. Dana kelolaan aset (AUM) industri reksadana mencatat pertumbuhan tipis 0,01% menjadi sebesar Rp 553,51 triliun per akhir Desember 2021, berdasarkan data Infovesta Utama. Beberapa perusahaan manajer investasi (MI) pun masih mempertahankan posisi teratas terkait AUM.

Posisi jawara MI dengan AUM terbesar ditempati oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)yang memiliki AUM senilai Rp 62,9 triliun. Adapun, capaian tersebut meningkat 27% dari tahun sebelumnya.

Menariknya, MAMI justru menggeser posisi yang pada tahun sebelumnya ditempati oleh PT Mandiri Manajemen Investasi. Adapun, Mandiri Manajemen Investasi hanya mencatatkan AUM senilai Rp 45,3 triliun atau terkoreksi 14% yoy.

Di peringkat ketiga, ada PT Bahana TCW Investment Management yang mencatatkan AUM senilai Rp 44,5 triliun. Sebagai perbandingan, tahun sebelumnya AUM yang dimiliki oleh Bahana TCW senilai Rp 46,57 triliun.

Baca Juga: Trimegah AM Jadi MI dengan Pertumbuhan AUM Paling Tinggi Sepanjang 2021

Memang, jika dilihat MI yang menempati posisi tiga besar mayoritas mengalami koreksi di tahun 2021. Namun, ada juga MI yang justru memiliki kinerja signifikan di tahun 2021 dengan pertumbuhan besar seperti PT Trimegah Asset Management.

Perusahaan tersebut mencatat kenaikan AUM sebanyak 51% yoy menjadi Rp 26,6 triliun dan naik dari posisi 14 menjadi posisi 9.

Presiden Direktur Trimegah Asset Management, Antony Dirga pun mencatat bahwa kenaikan AUM yang didapat perusahaan sejalan dengan kenaikan kinerja reksadana yang dikelola perusahaan. Adapun, dari empat jenis produk reksadana baik itu saham, campuran, obligasi, maupun pasar uang memiliki kinerja yang di atas rata-rata industri.

“Misalnya, kinerja full year 2021 reksadana saham di industri kita rata2 di 1,2% sedangkan kinerja produk reksadana saham Trimegah outperform dengan kinerja di 2,5% hingga 14,5%,” ujar Antony kepada KONTAN, Senin (17/1).

Baca Juga: Butuh Partisipasi Investor Ritel untuk Meningkatkan Transaksi ETF di Pasar Sekunder

Sementara itu, Antony melihat industri reksadana di tahun 2022 diperkirakan bisa bertumbuh kurang lebih 10%-15% sejalan dengan perekonomian yang mengalami recovery pasca pukulan covid-19 di tahun 2021. Oleh karenanya, ia menargetkan AUM Trimegah Asset Management menjadi Rp 30 triliun di tahun ini.

Optimisme tersebut didorong juga dengan harga komoditas yang tinggi dan IPO dari perusahaan new economy yang diyakini akan memberikan sentimen positif buat pasar modal. Meskipun, ketidakpastian pandemi Covid-19 tetap masih bisa menghantui.

“Tantangan terbesar bagi industri kita di tahun 2022 adalah kemungkinan adanya gelombang ketiga pandemi Covid-19,” jelas Antony.

Tak hanya Trimegah Asset Management, ada juga PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) yang juga mengalami pertumbuhan hingga 30,64% yoy dengan nilai sebesar Rp 26,33 triliun. Capaian tersebut meningkatkan posisi HPAM masuk dalam 20 besar MI dengan AUM terbesar.

Baca Juga: Manajer Investasi Optimistis Dana Kelolaan Tetap Naik Tahun Ini

Head of Business Development Division HPAM, Reza Fahmi, bilang pertumbuhan AUM tersebut dipengaruhi oleh produk HPAM yang juga tumbuh terutama di produk pasar uang. Menurutnya, produk pasar uang HPAM memiliki return sebesar 5.1% dan termasuk yang tertinggi berdasarkan data Infovesta.

Selain itu, Reza juga berpendapat bahwa tahun ini merupakan tahun recovery untuk pasar modal dengan proyeksi IHSG dalam area bear pada rentang 5.800-6.400 dan bull pada rentang 7.200-8.100.

“Reksadana saham masih akan menjadi produk unggulan kami dengan proyeksi pertumbuhan mencapai hingga 10%-12% dalam satu tahunnya,” jelas Reza.

Adapun, strategi perusahaan dalam tahun ini adalah memilih saham saham bigcap seperti BBRI, BBCA, dan BMRI. Ditambah beberapa saham yang memiliki karakter alpha seeker dengan memanfaatkan momentum agar performance return tetap bisa melampaui IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru