RENCANA IPO - JAKARTA. PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Oktober 2023. Direktur Keuangan KOKA Michael Albert memaparkan alasan perseroan memutuskan untuk melakukan initial public offering (IPO).
Katanya, KOKA memiliki bisnis yang cukup unik, karena merupakan perusahaan di bidang konstruksi dan infrastruktur tambang dengan klien yang mayoritas berasal dari China.
Hal itu membuat pesaing KOKA bukan berasal dari badan usaha milik negara (BUMN) atau perusahaan lain di Indonesia. Pesaing KOKA adalah perusahaan BUMN dan swasta dari Negeri Tirai Bambu.
Menurut Michael, KOKA membawa teknologi dari China dan menjembatani perusahaan China yang bermitra di Indonesia agar bisa mendapatkan pekerja lokal.
Baca Juga: Koka Indonesia (KOKA) Targetkan Pertumbuhan Pendapatan hingga 40% pada Tahun Ini
“Sehingga, pekerja lokal bisa bersinergi dengan pekerja China yang bekerja di sini,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (21/9).
KOKA berencana untuk melepaskan sebanyak-banyaknya 715.333.000 saham atau sekitar 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum
Harga saham yang ditawarkan ada di rentang harga antara Rp 128 sampai dengan Rp 161 per saham. Dengan begitu, KOKA berpotensi mengantongi dana segar sebesar Rp 91 miliar hingga Rp 115 miliar.
KOKA menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam penawaran umum perdana saham ini. Head of Corporate Finance UOB Kay Hian Sekuritas Daud Gunawan mengatakan, prospek bisnis dari KOKA tak terlepas dari peran serta pemerintah yang mendorong industri infrastruktur, khususnya dalam pertambangan nikel.
Di sisi lain, tren ekonomi global juga tengah mengarah ke pengembangan industri nikel sebagai bahan baku pembuatan kendaraan listrik.
“Keberadaan KOKA ini unik, karena mereka bisa mengembangkan bisnis di Indonesia, tetapi juga memiliki koneksi yang baik dengan perusahaan di industri nikel dari China,” paparnya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: IPO Koka Indonesia (KOKA) Targetkan Dana Segar Hingga Rp 115 Miliar
Ke depannya, KOKA juga berkontribusi di proyek pembangunan IKN, khususnya di pembangunan infrastruktur. Daud menilai, valuasi harga saham KOKA masih baik dengan price earning ratio (PER) sebesar 9,9 kali.
“Kalau dilihat di industri saat ini, PER perusahaan konstruksi rata-rata ada di 15 kali sampai 20 kali. Jadi, valuasi ini semoga bisa acceptable jika dibandingkan dengan perusahaan peers,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News