REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja top line dan bottom line emiten komponen otomotif kompak menanjak pada semester I-2023. Sembari mengeksekusi strategi bisnisnya, sejumlah emiten meyakini prospek kinerja masih akan cemerlang sampai tutup tahun nanti.
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) memimpin di segmen ini dengan mencetak pendapatan paling jumbo, senilai Rp 9,38 triliun dalam enam bulan pertama 2023. Top line anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menanjak 9,32% secara tahunan (YoY).
Sejalan dengan itu, laba bersih AUTO melejit 85,33% (YoY) menjadi Rp 801,55 miliar hingga Juni 2023. Kinerja PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) tak kalah mentereng dengan mencetak kenaikan penjualan hingga 72,32% (YoY) menjadi Rp 2,74 triliun.
Baca Juga: Berharap Harga Mobil Listrik Lebih Terjangkau
Top line yang bergerak naik mengangkat keuntungan DRMA sebanyak 140,81% menjadi Rp 345,86 miliar di Semester I-2023. Lonjakan kinerja juga dialami oleh PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Penjualan SMSM meningkat 7,39% (YoY) ke level Rp 2,47 triliun, sekaligus membawa laba bersihnya melompat 13,75% menjadi Rp 429,33 miliar. PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) tak mau ketinggalan untuk meraup kinerja apik sampai tengah tahun ini.
BOLT mengantongi penjualan sebesar Rp 765,35 miliar, naik 16,18% secara tahunan. Dari sisi bottom line, BOLT melompat paling tinggi dengan meraih laba bersih sebesar Rp 65,32 miliar, terbang 986,85% dibandingkan semester I-2022 senilai Rp 6,01 miliar.
Corporate Secretary BOLT Anthony Wijaya membeberkan pertumbuhan kinerja bisnis setengah tahun ini didorong oleh kenaikan produksi di industri otomotif. Produksi pabrikan otomotif mendorong semua rantai pasokan untuk ikut bertumbuh.
Sedangkan lonjakan profitabilitas BOLT turut ditopang oleh harga material yang sudah bergerak stabil. Kondisi ini berbeda dengan tahun lalu yang mengalami kenaikan setiap periodenya, sehingga penyesuaian harga tidak bisa mengejar kenaikan harga material.
"Juga ada efisiensi terhadap biaya produksi, salah satunya disebabkan oleh meningkatnya volume produksi dan upaya penghematan biaya internal," kata Anthony kepada Kontan.co.id, Kamis (3/8).
Dihubungi terpisah, Chief Financial Officer PT SMSM Ang Andri Pribadi menyampaikan pertumbuhan kinerja di semester I terdongkrak oleh kenaikan penjualan domestik maupun ekspor (overseas). SMSM melihat outlook industri pada semester II ini masih cukup apik.
Dus, hingga akhir tahun nanti SMSM optimistis bisa mencapai target pertumbuhan penjualan di level 5%-10% dan kenaikan laba sekitar 10%.
"Kami terus berupaya untuk mempertahankan marjin laba bruto, laba operasi dan laba bersih yang telah dicapai pada tahun sebelumnya," ungkap Ang.
Baca Juga: Laba Bersih Astra Otoparts (AUTO) Melejit 85,33% Jadi Rp 801,5 Miliar di Semester I
Sedangkan Direktur AUTO Wanny Wijaya memproyeksikan kenaikan kinerja bisnis manufaktur Astra Otoparts di sisa tahun ini masih sejalan dengan target asosiasi baik Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) maupun AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia).
Sedangkan bisnis trading AUTO akan mengikuti pertumbuhan ekonomi dan unit in unit in operation. "Tentunya berharap kinerja kami akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan pasar otomotif Indonesia," tandas Wanny.
Prospek & Rekomendasi Saham
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro melihat bisnis emiten komponen otomotif punya prospek yang apik, dengan peluang dan pangsa pasar domestik maupun global. Apalagi di pasar domestik, bisnis ini turut ditopang oleh kebijakan pemerintah yang mendorong optimaliasi Tingkat Kandungan Dalam negeri (TKDN).
Hanya saja, Johan punya catatan, industri otomotif masih menyimpan potensi untuk tumbuh secara konservatif. Sehingga perlu waspada terhadap masih adanya ancaman ketidakpastian ekonomi, volatilitas harga minyak dunia, serta efek kenaikan suku bunga dan inflasi.
Research Analyst Reliance Sekuritas, Lukman Hakim menimpali, industri otomotif masih berpotensi tumbuh di semester II ini. Katalis penting bagi sektor ini adalah tingkat inflasi yang mulai melandai dan normalisasi harga komoditas logam dasar yang membuat aktivitas produksi kembali membaik.
Secara makro ekonomi, Lukman mengamini kondisi suku bunga bisa membawa dampak bagi tingkat penjualan kendaraan. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian sekapat, suku bunga juga menjadi katalis penting bagi industri otomotif dan turunannya.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Akan Memproduksi Casing Kemasan Baterai Kendaraan Listrik
Namun dengan tren penurunan inflasi, terbangun ekspektasi akan adanya penurunan suku bunga acuan pada semester II ini. Nantinya kondisi ini berpotensi meningkatkan spending masyarakat, termasuk dalam produk komponen otomotif.
"Prospek emiten komponen otomotif pada semester II ini masih dapat diperhatikan, menyusul pemulihan konsumsi masyarakat dan kondisi manufaktur yang relatif ekspansif," terang Rio.
Secara valuasi, Rio mengamati price to earnings ratio (PER) AUTO, SMSM, dan DRMA yang masih berada di bawah rata-rata PER sektor consumer cyclicals di level 17,30 kali. Sementara PER AUTO ada di level 9,29 kali, PER SMSM 12,99 kali, dan PER DRMA di 10,48 kali.
Secara teknikal, AUTO masih layak untuk trading buy. Kemudian SMSM bisa dipertimbangkan buy on support dengan entry level di Rp 1.975 dan target harga Rp 2.070 - Rp 2.080. Untuk saham DRMA, Rio menyarankan wait and see dengan support di Rp 1.375 dan resistance Rp 1.590.
Sementara itu, Lukman menyoroti pergerakan harga saham komponen otomotif yang sudah terapresiasi. Dia pun menyematkan rekomendasi netral untuk saham SMSM, DRMA, dan AUTO. Target harga masing-masing di Rp 2.160, Rp 1.650, dan Rp 3.340.
Sedangkan Johan menjagokan saham AUTO dan DRMA. Saham AUTO menarik untuk dikoleksi mempertimbangkan major dan minor trend up sedangkan DRMA masih layak dibeli dengan minor trend up.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo memberikan rekomendasi untuk saham AUTO, DRMA, SMSM, dan BOLT. Saran William, buy AUTO dengan support di Rp 2.750 dan resistance pada Rp 3.500.
Terhadap saham DRMA dan SMSM, William merekomendasikan buy on weakness. Support - resistance DRMA ada di level Rp 1.260 dan Rp 1.600. Sementara support untuk SMSM ada di Rp 1.850 dan resistance Rp 2.160.
Kemudian untuk saham BOLT, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk speculative buy. Perhatikan level support di harga Rp 750 dan resistance pada area Rp 950.
Sebagai informasi, dari sisi pergerakan saham sejak awal tahun 2023 (Year to Date/YtD), sejauh ini DRMA memimpin dengan lonjakan 159,83%. Meski pada perdagangan Kamis (3/8) harga DRMA merosot 1,30% ke harga Rp 1.520.
Sedangkan saham AUTO masih konsisten bergerak naik di awal bulan Agustus ini. Hari ini, AUTO menguat 3,56% ke harga Rp 3.200 per saham. Mencerminkan penguatan 119,18% secara YtD.
SMSM juga mencetak kinerja positif mengakumulasi penguatan 30,29% secara YtD, membawa harga sahamnya ke level Rp 2.000. Sedangkan saham BOLT masih punya notasi khusus dan harganya stagnan di posisi Rp 815. Secara YtD, harga saham BOLT hanya naik 9,40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News