REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mentereng di semester I 2021. Emiten pertambangan logam mineral milik pemerintah ini membukukan pendapatan senilai Rp 17,27 triliun di semester I 2021, naik 87% dari periode sama tahun lalu yang hanya Rp 9,23 triliun.
Melesatnya pendapatan ANTM bermuara pada naiknya bottomline. ANTM berhasil membukukan laba bersih Rp 1,16 triliun di semester I-2021, berbanding dari realisasi bottomline pada periode yang sama tahun lalu dimana ANTM masih menderita kerugian bersih hingga Rp 159 miliar.
Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, laba bersih ANTM di kuartal II-2021 sendiri sebesar Rp 530 miliar, menurun 15,9% secara kuartalan tetapi melesat 332,9% secara tahunan.
Hasil bottomline ANTM sepanjang enam bulan pertama tahun ini berada di atas perkiraan yang dipasang Stefanus, yakni mencerminkan 55% dari proyeksi. Namun, laba ANTM sepanjang enam bulan pertama 2021 masih berada dalam proyeksi konsensus yang mencerminkan 50% dari proyeksi.
Baca Juga: Kilau emas memudar, bagaimana prospek saham Aneka Tambang (ANTM)?
Analisis dia, setidaknya terdapat empat faktor yang mendorong melejitnya laba bersih ANTM. Pertama, meningkatnya pendapatan dari divisi nikel dengan penjualan bijih nikel sebesar 3,7 juta wet metric ton (wmt) dari sebelumnya hanya 200.000 wmt di semester I-2020. Melesatnya penjualan bijih nikel dibarengi dengan harga nikel yang solid.
Kedua, volume penjualan emas 68,6% lebih tinggi secara tahunan, yakni mencapai 13,3 ton 37,2% yoy. Ketiga, adanya penurunan beban bunga serta keempat, keuntungan valas Rp 19 miliar dari sebelumnya mengalami kerugian kurs Rp181 miliar di semester I-2020.
“Kami mengekspektasikan laba bersih yang lebih baik pada tahun 2021 yang berasal dari kenaikan volume bijih nikel dan harga nikel yang solid,” tulis Stefanus dalam riset, Rabu (29/9).
Tahun ini, ANTM diproyeksikan membukukan pendapatan senilai Rp 30,25 triliun dan akan naik menjadi Rp 32,85 triliun di tahun 2022. Dari sisi bottomline, ANTM diperkirakan meraup laba bersih senilai Rp 2,32 triliun dan akan naik menjadi Rp 2,72 triliun tahun depan.
BRIDanareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 3.300 dari sebelumnya Rp 3.200 per saham. Namun, risiko rekomendasi ini adalah melemahnya harga nikel dunia.
Selanjutnya: Terpoles prospek permintaan nikel, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News