REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melaporkan kerugian bersih sebesar Rp 88 miliar sepanjang 2020, padahal di tahun sebelumnya SSIA masih membukukan laba bersih Rp 92 miliar.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjelaskan kerugian yang dicatatkan SSIA berada di bawah ekspektasinya, di mana dia memprediksi emiten ini bisa mencatatkan kerugian Rp 151 miliar. Di sisi lain kerugian SSIA berada di atas konsensus yang memprediksi bakal membukukan kerugian Rp 63 miliar.
Sementara itu pendapatan tercatat turun 26% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 2,95 triliun. Tekanan ini disebabkan penjualan industri dan bisnis perhotelan yang lemah di tengah pandemi Covid-19 yang relatif sejalan dengan ekspektasi Sucor Sekuritas dan konsensus.
Dia juga menjelaskan terdapat kompresi marjin secara keseluruhan yang disebabkan beban pokok yang turun lebih lambat yaitu 20,7% yoy dibandingkan penurunan pendapatan. Serta adanya kenaikan beban bunga sebesar Rp 202 miliar atau 14,3% yoy.
Pada kuartal IV-2020 SSIA sebenarnya membukukan laba yang kuat yaitu Rp 110 miliar setelah mengalami kerugian di dua kuartal sebelumnya masing-masing Rp 75 miliar di kuartal III-2020 dan Rp 105 miliar di kuartal II-2020.
Baca Juga: Segmen hotel Surya Semesta Internusa (SSIA) terpukul paling dalam pada 2020
Joey memprediksi kuatnya pendapatan SSIA di kuartal IV-2020 yang sebesar Rp 822 miliar atau tumbuh 24,7% yoy didorong oleh pengakuan pendapatan divestasi lahan 69 hektare (ha) senilai Rp 224 miliar.
"Kinerja SSIA di tahun 2021 ini ekspektasinya akan ada perbaikan secara keseluruhan," jelas Joey, Jumat (30/4).
Hal ini didukung oleh perbaikan segmen konstruksi dari proyek yang terhambat sudah mulai dimulai kembali, perbaikan tingkat okupansi untuk segmen hospitality, penjualan industrial estate yang lebih baik khususnya dari investor asing di tahun ini didukung oleh perbaikan ekonomi global serta pengakuan pendapatan dari divestasi lahan di Suryacipta Larawang fase 4 senilai Rp 100 miliar.
Dus, Joey masih merekomendasikan beli saham SSIA dengan target harga Rp 640 mencerminkan PBV 0,66 kali -1SD dari rata-rata lima tahun.
"SSIA (prospektif) karena potential longterm growth-nya dari Subang industrial estate yang ditargetkan bisa membukukan sales 40 ha di tahun ini," imbuhnya.
Selanjutnya: Surya Semesta Internusa (SSIA) bukukan marketing sales Rp 82,5 miliar di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News