Kino Indonesia berharap kinerjanya akan membaik karena penambahan kegiatan usaha

Jumat, 23 April 2021 | 08:35 WIB   Reporter: Kenia Intan
Kino Indonesia berharap kinerjanya akan membaik karena penambahan kegiatan usaha


EMITEN - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) akan melakukan penambahan kegiatan usaha. Emiten yang bergerak di industri produk perawatan tubuh itu berencana menjalankan 14 kegiatan usaha yang sebelumnya tidak terdapat dalam anggaran dasar. 

Adapun 14 kegiatan usaha tersebut adalah: pengolahan susu segar dan krim, pengolahan susu bubuk dan susu kental, pengolahan es krim, produk roti dan kue, makanan dari cokelat dan kembang gula, kembang gula lainnya, makanan dan masakan olahan, ransum makanan hewan, produk farmasi untuk hewan, alat permainan, mainan anak-anak, obat tradisional hewan, dan kosmetik untuk hewan. 

"Sehubungan dengan rencana penambahan kegiatan usaha tersebut, saat ini Perseroan telah memiliki sumber daya manusia yang dinilai cukup kompeten untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut", ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk Budi Muljono dalam keterbukaan informasi, Rabu (21/4).

Asal tahu saja, selama ini KINO sudah menjalankan bisnis pada segmen makanan melalui anak usahanya PT Kino Food Indonesia (KFI). Atas usaha yang dijalankannya itu, secara keuangan KFI dikonsolidasikan pada laporan keuangan KINO, akan tetapi operasional masih dilakukan secara terpisah. 

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) menyesuaikan belanja iklan dan promosi dengan kondisi pasar

KINO menyadari, apabila dapat mempersatukan segmen tersebut secara operasional, maka kinerja akan lebih terpantau dan sumber daya akan lebih terpusat pada KINO. "Metode ini diharapkan dapat mencapai produktivitas pada segmen makanan secara maksimal," imbuhnya. 

 

 

Sementara, sebagaimana telah diketahui, KINO pernah menjadi pemegang saham dalam perusahaan patungan yang bergerak pada segmen pet food. Perusahaan patungan itu dikonsolidasikan secara keuangan pada perseroan. Akan tetapi pada tahun 2020, perusahaan dilikuidasi agar dapat dipersatukan dan ditingkatkan kinerjanya dalam perseroan. 

Sebagai pengingat, berdasar penelusuran Kontan.co.id, KINO melikuidasi anak usahanya PT Kino Pet Wolrd Indonesia pada bulan Oktober 2020. Likuidasi ini sekaligus menandakan perjanjian usaha patungan antara KINO dan perusahaan asal Malaysia, Wah Kong Corporation Sdn Bhd, telah berakhir. Di  saat yang sama, KINO juga menjual seluruh saham yang dimiliki di Kino Pet World Marketing Indonesia.

Melihat pet food sebagai segmen yang potensial, KINO berencana untuk kembali masuk bisnis ini tanpa menggandeng pihak lain. "Persaingan makanan hewan masih memiliki upside yang tinggi karena banyak pemilik hewan kesayangan yang memberi makanan manusia kepada peliharaan mereka tersebut," jelas Budi kepada Kontan.co.id, Kamis (22/4).

Lebih lanjut diungkapkan, ke depan KINO akan menyuntikkan investasi tambahan untuk segmen ini. Akan tetapi, Budi belum bisa memberikan angka pastinya mengingat masih dalam tahap pengembangan saat ini. Akan tetapi, Budi memperkirakan nilainya tidak besar. 

Dengan menggarap langsung penambahan kegiatan usahanya, KINO berharap bisa berkembang lebih jauh, serta dapat menyebarkan inovasi-inovasi di segmen tersebut. "Dengan demikian, rencana penambahan kegiatan usaha yang dilakukan perseroan dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan kesempatan, serta meningkatkan kinerja dan profitabilitas Perseroan," imbuh Budi.

Adapun dalam keterbukaan informasi juga dijelaskan, rencana penambahan kegiatan usaha yang dilakukan KINO diproyeksikan akan meningkatkan laba usaha antara  0,05% hingga 0,48%. Sementara laba (rugi) bersihnya akan membaik antara 0,05% sampai 0,57%. 

Sekadar informasi, sepanjang tahun 2020 KINO membukukan kinerja yang kurang memuaskan. Penjualannya dibukukan melorot 13,98% year on year (yoy) menjadi Rp 4,02 triliun. Pada tahun sebelumnya, KINO mampu membukukan penjualan hingga Rp 4,68 triliun. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot lebih dalam hingga 78,15% yoy menjadi Rp 113,70 miliar dari sebelumnya Rp 520,44 miliar. 

Selanjutnya: Kino Indonesia (KINO) Menggenjot Produk Kebutuhan Pandemi Covid-19

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru