KINERJA EMITEN - JAKARTA. Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) melihat prospek bisnis konstruksi di tahun 2023 masih lebih baik dari tahun 2022. Namun, beberapa faktor masih perlu diwaspadai seperti konflik Geo Politik, inflasi harga material hingga Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung di tahun 2024 nanti.
Meski demikian, TOTL tetap optimis menargetkan kontrak baru sebesar Rp 2,6 triliun di tahun ini. Sementara sampai dengan Mei 2023, TOTL sudah meraih kontrak baru sebesar Rp 1,22 triliun yang berasal dari beragam proyek.
“Raihan kontrak tersebut terdiri dari pembangunan gedung hotel, perkantoran, industri dan pusat perbelanjaan dan lainnya,” ujar Sekretaris Perusahaan TOTL Anggie S. Sidharta saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/6).
Baca Juga: Rekomendasi Saham Total Bangun Persada (TOTL) yang Membidik Kenaikan Pendapatan Tipis
Di samping itu, saat ini perseroan juga tengah terlibat dalam beberapa proses tender dengan Pipeline sebesar Rp 6,5 triliun dengan tipe bangunan Perkantoran, Hotel, Bangunan Multi Fungsi (Mixed Use), Pusat Perbelanjaan, Industrial, Apartemen, Edukasi, dan lain-lain.
Anggie menambahkan, TOTL tetap akan berfokus pada spesialisasinya sebagai Kontraktor Gedung bertingkat tinggi kelas premium.
Sebagai informasi, di kuartal I 2023 TOTL membukukan pendapatan usaha Rp 618,86 miliar, meningkat 3,80% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 596,17 miliar.
Adapun TOTL turut mengantongi laba bersih sebesar Rp 29,68 miliar meningkat 8,67% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 27,31 miliar.
Anggie optimistis sampai akhir 2023, TOTL akan mampu meraih target pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun, serta laba bersih sebesar Rp 95 miliar.
Sementara untuk mendorong rencana bisnis perseroan, TOTL sudah menyiapkan belanja modal atau capex sekitar Rp3 miliar. Di mana penggunaannya telah mencapai sekitar Rp998 juta sampai dengan kuartal I-2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News