KINERJA EMITEN - JAKARTA. PT Sekar Laut Tbk (SKLT) membukukan kinerja ciamik di kuartal pertama tahun ini dengan torehan laba bersih sebesar Rp 18,10 miliar. Perolehan tersebut tumbuh 45,81% dari perolehan laba bersih di kuartal I-2020 yang hanya Rp 12,41 miliar.
Direktur Sekar Laut John C Gozal mengungkapkan, melesatnya laba bersih SKLT di tiga bulan pertama tahun ini disebabkan oleh sejumlah penghematan biaya yang dilakukan perseroan. Alhasil, laba bersih SKLT bisa naik signifikan, meskipun penjualan di kuartal I-2021 tidak meningkat terlalu tinggi.
"Secara laba bersih kita naiknya cukup bagus dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu itu (laba bersih) Rp 12 miliar, tahun ini di Kuartal pertama kita sudah bisa mencapai Rp 18 miliar laba bersihnya," ungkap John dalam paparan publik virtual Senin (10/5) lalu.
Sedikit gambaran, melansir laporan keuangan perseroan, SKLT membukukan pendapatan neto sebesar Rp 336,72 di kuartal I-2021. Perolehan tersebut naik tipis 2,06% dari pendapatan neto di periode sama tahun 2020 sebesar Rp 329,90 miliar.
Baca Juga: Catat jadwal pembagian dividen Sekar Laut (SKLT)
"Secara penjualan kuartal pertama 2021 ini dibandingkan dengan tahun lalu hampir sama. Naik sedikit 1%-2% aja dibandingkan kuartal pertama tahun lalu," sambungnya.
Meskipun begitu, John optimistis prospek penjualan SKLT di sepanjang tahun ini akan menorehkan hasil yang positif seiring dengan vaksinasi dan upaya pemulihan ekonomi yang telah digaungkan pemerintah sejak awal tahun ini.
"Kita tetap optimistis nanti dengan pandemi ini terkontrol pasti penjualan kita tinggal tunggu waktunya aja untuk naik," sebutnya.
Dia berujar, lesunya penjualan SKLT utamanya disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat yang sudah dirasakan sejak pandemi tahun lalu. Atas dasar itu, penjualan SKLT akan ikut meningkat seiring dengan tumbuhnya produktivitas masyarakat yang akan menggairahkan kembali daya beli mereka.
"Sebetulnya kita ini juga melihat tergantung sikon (situasi kondisi), kalau semakin cepat pandemi ini berakhir atau berkurang sehingga masyarakat itu bisa beraktivitas lebih banyak. Seperti aktivitas kerja misalnya, itu akan membuat produktivitas naik, produktivitasnya naik tentu harapannya daya belinya naik, kalau daya beli masyarakat naik, tentu itu yang kita harapkan penjualan kita otomatis pasti naik. Potensi tergantung kita punya daya beli dan kondisi (pandemi) Covid," ujar John.
Pada tahun ini, Sekar Laut membidik pertumbuhan pendapatan neto sekitar 10% dan laba bersih hingga 20%.
Optimisme tersebut hadir seiring dengan program vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah sejak Januari lalu, yang diyakini manajemen akan ikut menumbuhkan kembali daya beli masyarakat yang sempat lesu.
Baca Juga: Sekar Laut (SKLT) optimistis daya beli masyarakat akan pulih tahun ini
"Penjualan kita optimistis, kalau sampai pandemi ini sudah bisa berhenti, dengan orang melakukan vaksin kita mau mengejar tetap target kita 10% pertumbuhan. Kalau vaksinnya berhasil, kami yakin mencapai 10% itu bisa," kata dia.
Sedikit informasi, pendapatan SKLT di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, ditopang oleh penjualan dari tiga segmen produk, yaitu saos sebesar Rp 89,75 miliar, krupuk Rp 76,51 miliar, dan produk roti Rp 13,90 miliar.
Hingga 31 Maret 2021, jumlah aset SKLT tercatat sebesar Rp 803,73 miliar dengan total liabilitas Rp 378,68 miliar dan ekuitas sebesar Rp 425,05 miliar.
Selanjutnya: Kinerja penjualan Sekar Laut (SKLT) di tahun 2020 menurun, ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News