Manajer investasi rajin mengoleksi saham-saham sektor teknologi, ini alasannya

Rabu, 14 Juli 2021 | 06:20 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Manajer investasi rajin mengoleksi saham-saham sektor teknologi, ini alasannya


EMITEN -  JAKARTA. Kinerja saham sektor teknologi kian mentereng sepanjang tahun ini. Sejumlah manajer investasi juga turut mengoleksi saham-saham tersebut dalam portofolio mereka, salah satunya PT Panin Asset Management.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, beberapa saham teknologi atau berkaitan dengan teknologi seperti bank digital memang ada dalam portofolio mereka.

Ia mencontohkan saham Bank Jago (ARTO) yang ada dalam jajaran top 10 portofolio di salah satu reksa dana saham Panin Dana Prima. Meski itu perbankan, namun ARTO merupakan bank digital sehingga bisa dikategorikan sebagai sektor teknologi juga.

Ia tak menampik, saat ini sektor teknologi atau yang berkaitan dengan teknologi memang tengah diminati oleh pasar karena mengikuti tren dunia yang sedang menuju ke sektor ini.

Baca Juga: Diperberat perpanjangan PPKM Darurat, IHSG diprediksi lanjut melemah pada Rabu (14/7)

Meski demikian, Rudy bilang pihaknya juga selektif dalam menyeleksi saham-saham untuk diracik dalam portofolio. "Karena valuasi yang sudah tidak mengikuti ketentuan konvensional, kami lebih selektif dan memilih yang ada kaitannya dengan start up unicorn atau model bisnisnya bisa kami pahami," jelasnya, Selasa (13/7).

Melambungnya harga saham-saham dari sektor tersebut juga menjadi fokus Panin Asset Management. Untuk mengantisipasi adanya bubble saham teknologi ada beberapa pertimbangan yang dilakukan Panin Asset Management.

"Pertimbangannya juga lebih ke tactical asset allocation dalam artian jika nilai pasarnya sudah jauh lebih tinggi dari perhitungan harga wajar, bisa dilakukan realisasi keuntungan. Bobot dalam portofolio juga diupayakan tidak terlalu dominan," jelasnya.

Baca Juga: IHSG diramal kebal dari efek perpanjangan PPKM darurat

Menurutnya, hipe untuk sektor teknologi kelihatannya masih akan bertahan untuk beberapa waktu ke depan, namun di sisi lain ketika sudah IPO, dan laporan keuangan menjadi lebih transparan, perusahaan harus menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk menjustifikasi atas valuasinya yang sangat tinggi. Apabila tingkat pertumbuhan di masa mendatang tidak sesuai dengan ekspektasi, bisa menjadi sentimen negatif.

Selain Panin Asset Management, Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) juga ikut mengoleksi saham-saham teknologi di sejumlah produknya misalnya PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Digital Mediatama maxima Tbk (DMMX), dan PT Multipolar Tbk (MLPL).

Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel Kesuma mengatakan, sepanjang semester pertama tahun 202 MAMI menerapkan strategi untuk berfokus pada sektor-sektor dengan fundamental bottom up yang positif di tengah kondisi ekonomi domestik yang diwarnai ketidakpastian akibat situasi pandemi.

"Kami memiliki pandangan positif terhadap sektor telekomunikasi dan sektor-sektor berbasis teknologi. Sektor berbasis sumber daya alam juga memiliki outlook positif, didukung penguatan harga jangka pendek seiring normalisasi aktivitas ekonomi global dan faktor struktural jangka panjang dari adopsi teknologi yang ramah," pungkasnya.

Selanjutnya: PPKM darurat diperpanjang, begini dampaknya untuk pasar saham

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru