REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Dua emiten pertambangan batubara yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) diprediksi akan membagikan dividen dengan porsi yang cukup besar.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menilai, terlepas dari estimasi melandainya kinerja, ITMG tetap atraktif selama musim pembagian dividen. Emiten pertambangan batubara ini dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada akhir Maret ini. Hasan berekspektasi, ITMG dapat membagikan dividen pada awal April 2023.
Dengan perkiraan rasio pembayaran konservatif yang hanya 50% dari laba bersih, Hasan menilai, ITMG dapat memberikan yield dividend akhir sekitar 10%.
“Tahun lalu, ITMG memberikan pembayaran dividen sebesar 70%. Jika kami menggunakan besaran pembayaran dividen yang sama seperti tahun lalu, yield dividend ITMG akan menjadi sekitar 18%,” kata Hasan dalam riset, Senin (6/3).
Baca Juga: Dividen Jumbo di Depan Mata, Kinerja Melesat Indo Tambangraya (ITMG)
Dus, BRI Danareksa Sekuritas pun merekomendasikan buy saham ITMG dengan target harga Rp 45.000 per saham.
Sementara itu, Analis UOB Kay Hian Sekurtas Limartha Adhiputra berekspektasi adanya pembayaran dividen final ADRO dengan potensi imbal hasil (yield) dividend hingga 16,5%. Sebagai pengingat, pada 23 Januari 2023 lalu, ADRO mengumumkan pembagian dividen interim yang jumbo, yakni sebesar US$ 500 juta atau US$ 0,016 per saham, setara dengan Rp 251 per saham.
Seiring dengan laba bersih yang melonjak 167% secara year-on-year (yoy), Limartha memperkirakan rasio pembayaran dividen final untuk tahun buku 2022 setidaknya bisa mencapai 60%, dengan perkiraan pembagian dividen final sebesar US$ 996 juta atau US$ 0,032 per saham (setara dengan Rp479 per saham dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS.
“Harga saham ADRO dapat mengalami rebound singkat karena ekspektasi pembayaran hasil dividen yang tinggi dan diperkirakan melemah setelahnya,” kata Limartha Selasa (7/3).
Hanya saja, UOB Kay Hian Sekuritas mempertahankan rekomendasi sell saham ADRO dengan target harga yang lebih rendah, yakni di Rp 2.600 per saham dari target harga sebelumnya di Rp 2.750 per saham. Rekomendasi ini disematkan dengan menimbang estimasi laba bersih ADRO akan menurun karena ekspektasi harga batubara yang lebih rendah di tahun ini.
Baca Juga: Laba Melejit, Simak Proyeksi Pembagian Dividen Adaro Energy (ADRO) Versi Analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News