Mencermati arah pergerakan saham sektor CPO seiring kenaikan harga CPO global

Kamis, 21 Oktober 2021 | 20:59 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Mencermati arah pergerakan saham sektor CPO seiring kenaikan harga CPO global

ILUSTRASI. Panen kelapa sawit pada perkebunan milik PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Sejumlah saham sektor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih loyo meski harga CPO mencapai rekor.

Berdasarkan Bloomberg, Rabu (20/10), harga CPO berjangka untuk kontrak pengiriman Januari 2022 di Malaysia Derivatives Exchange kembali menorehkan rekor tertinggi setelah melesat ke level RM 5.083 per ton.

Pada perdagangan Kamis (21/10), saham sektor CPO seperti PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) justru mengalami penurunan harga.

Sementara, ada beberapa saham yang menguat seperti saham PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) naik 7,69% ke harga Rp 168 per saham, lalu PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguat 5,73% ke harga Rp 1.200, saham PT Cisadane Rawit Raya Tbk (CSRA) juga naik 1,52% ke harga Rp 402 per saham, dan PT Provident Agro Tbk (PALM) meningkat 0,40% ke harga Rp 500 per saham.

Analis Jasa Utama Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, saham-saham sektor CPO terlihat masih lagging. Kemungkinan akibat investor masih cenderung kurang percaya diri dengan kondisi sektornya yang selama ini memang jadi pemberat. Apalagi, biasanya kenaikan CPO hanya sebatas jangka pendek.

Baca Juga: Harga CPO cetak rekor, berikut rekomendasi analis untuk saham CPO

Secara jangka pendek, Chris memperkirakan, saham-saham CPO masih sideways sembari menunggu hasil dari kuartal tiga tahun ini, investor akan mencermati seberapa besar efek penurunan produksi terhadap laporan keuangan emiten.

Walaupun begitu, ia menilai, saham-saham sektor CPO cukup menarik lantaran dari sisi harga jualnya cenderung naik. “Hanya saja, memang produksi CPO terlihat masih cenderung turun, tetapi tentu secara laporan keuangan perusahaan-perusahaan CPO akan lebih baik di tahun ini,” tuturnya, Kamis (21/10).

Ke depannya, ia bilang, kenaikan harga komoditas yang terus menguat bisa menjadi sentimen positif untuk saham sektor CPO. Sementara sentimen negatif datang dari turunnya produksi dan pembatasan ekspor CPO.

Chris menyatakan, saham PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) cukup menarik untuk dicermati karena secara valuasi cukup murah. Sekarang ini saham SIMP diperdagangkan dengan PER di 17,84 kali dan PBV di 9,52 kali.

 

 

Selain itu, saham LSIP juga tak kalah menarik untuk jadi pilihan investasi. Menurut Chris, dengan kondisi grup yang kuat seharusnya dapat memberikan kinerja yang baik dan stabil secara jangka panjang untuk kedua emiten tersebut.

AALI juga menarik karena luas kebun dan produksi CPO menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia,” tambah Chris.

Ia merekomendasikan beli saham SIMP dengan target harga di Rp 650. Rekomendasi serupa juga diberikan untuk saham AALI dengan target harga di Rp 14.000, dan LSIP dengan target harga Rp 1.600 per saham.

 

Selanjutnya: Kebutuhan jasa logistik melonjak, Isuzu luncurkan Traga Blind Van

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru