Pada tahun depan, Wira Global (WGSH) bidik pertumbuhan pendapatan 30%

Senin, 13 Desember 2021 | 09:40 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Pada tahun depan, Wira Global (WGSH) bidik pertumbuhan pendapatan 30%


EMITEN - JAKARTA. Sektor teknologi masih menjadi buruan investor sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun IDX Sector Technology telah menguat 701,10%.

Hal tersebut juga berpengaruh pada saham PT Wira Global Solusi Tbk (GWSH). Emiten ini merupakan perusahaan venture builder atau pabrik pembuat startup yang melalui HAKI perangkat lunak, sumber daya manusia tenaga ahli teknologi, dan ekosistemnya menelurkan perusahaan rintisan (startup) bersama mitra-mitra strategis.

Mengutip RTI, sejak melantai di BEI pada Senin (6/12) dalam sepekan harga saham WGSH naik 58,57%. Sementara, pada perdagangan Jumat (10/12) harga sahamnya ditutup menguat 20 poin atau 9,90% ke harga Rp 222.

Sekedar mengingatkan, saat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), WGSH melepas tiap sahamnya di harga Rp 140. Emiten yang tercatat di papan akselerasi itu menawarkan 208,5 juta saham biasa atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) siapkan capex hingga Rp 400 miliar pada tahun 2022

Dengan demikian, melalui gelaran IPO, perusahaan bisa mengantongi dana segar hingga Rp 29,19 miliar. Menurut rencana, seluruh dana yang terhimpun akan digunakan sebagai modal kerja.

CEO WGSH, Edwin Pramana menjelaskan, saat IPO WGSH mengalami oversubscribe hingga 19x. Menurutnya, hal itu membuktikan animo masyarakat mengenai Industri ini cukup besar.

"Tentunya kami berharap bahwa para investor kami merupakan investor jangka panjang sehingga mereka dapat menikmati hasil kinerja kami di masa yang akan datang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/12).

Emiten ke 44 yang melantai di BEI tahun ini meyakini, kendati pandemi Covid-19 membayangi dunia usaha, pihaknya melihat Covid-19 memberikan dampak positif terhadap GWSH. Sebabnya, pandemi Covid-19 telah mengubah seluruh aspek kehidupan. Mulai dari cara bekerja, belajar, hingga berbelanja.

Lanjutnya, segala jenis bentuk usaha baik itu korporasi, SME atau family business saat ini mau tidak mau harus berubah dan memulai transformasi digital organisasinya. "Tanpa mengurangi rasa hormat, Covid-19 secara langsung atau tidak langsung telah memberikan dampak positif kepada WGSH yang bergerak dalam Industri Digital," jelasnya.

Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) optimistis bisa lampaui target kinerja tahun ini

Sebagai perusahaan venture builder, WGSH telah memiliki beberapa portofolio yang sudah aktif. Antara lain, Internet of Things (IoT) sandbox.co.id, Luxury Social Commerce Whizliz.com, Industrial Education Techpolitan.co, dan Software as a Service Pagii.co.

Terbaru, perusahaan juga telah menelurkan perusahaan rintisan baru lainnya dengan kehadiran kolaborasi terbarunya bersama co-fitness space TweakIndonesia.com.

Edwin menuturkan perusahaan juga sudah memiliki pipeline untuk merilis startup baru lainnya. Hanya saja, dirinya belum bisa membeberkan rinciannya.

Selain merilis startup baru, perseroan mengandalkan jasa pemrograman dan jasa konsultasi IT yang tersebar di tiga anak usahanya, yaitu PT Kirana Tama Teknologi, PT Smooets Teknologi Outsourcing, dan PT Qorser Teknologi.

Bahkan, ke depan WGSH akan ada tambahan captive revenue stream signifikan dari startup subsidiary milik sendiri. Selain itu, startup subsidiary yang membukukan keuntungan dapat memberikan dividend income, sedangkan startup subsidiary yang memiliki valuasi tinggi, pihaknya dapat capture fair value adjustment-nya dalam buku.

Sampai dengan semester I 2021, WGSH membukukan pendapatan sebesar Rp 10,55 miliar. Angka itu meroket tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 808,40 juta.

Kenaikan itu didorong dari segmen jasa pemrograman yang mencatatkan pendapatan Rp 9,17 miliar. Padahal periode yang sama tahun lalu WGSH tidak membukukan pendapatan dari segmen tersebut.

Baca Juga: Bakrie & Brothers (BNBR) makin fokus pada bisnis elektrifikasi dan green energy

Di sisi lain, jasa konsultasi IT juga mencatatkan pertumbuhan 70,67% menjadi Rp 1,37 miliar hingga Juni 2021. Pada periode yang sama tahun sebelumnya pendapatan segmen ini tercatat sebesar Rp 808,40 juta.

Alhasil, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 1,82 miliar. Angka itu juga tumbuh signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 267,79 juta.

Hingga akhir tahun, Edwin belum membeberkan terkait target kinerja perusahaan. "Kami masih dalam perhitungan, tetapi untuk 2022 kami menargetkan 30% pertumbuhan pendapatan yang berasal dari jasa pemrograman dan jasa konsultasi IT," jelasnya.

Edwin melanjutkan, di luar itu WGSH juga berencana mendapatkan equity di empat startup baru. "Sehingga kami bukan hanya bisa membukukan income tambahan dari startup tersebut. Contoh, melalui penjualan SaaS, IoT Sandbox.co.id, namun juga bisa meng-capture fair-value adjustment dari peningkatan valuasi mereka," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru