Pakar pasar modal ingatkan pentingnya pengetahuan akan pasar saham bagi investor

Kamis, 25 Maret 2021 | 06:50 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Pakar pasar modal ingatkan pentingnya pengetahuan akan pasar saham bagi investor


BURSA EFEK / BURSA SAHAM -  JAKARTA. Pakar Keuangan dan Pasar Modal, Budi Frensidy mengatakan, pengetahuan pasar modal yang sebaiknya dikuasai investor bukan hanya untuk saham-saham lapis kedua, tetapi juga untuk semua jenis saham.

Karena apa yang terjadi di saham lapis kedua juga tidak menutup kemungkinan terjadi di saham-saham yang katakanlah kelas menengah ataupun bigcaps, kalau harganya tidak wajar.

"Artinya, saat pelaku pasar kembali ke aspek fundamental, yang tinggi-tinggi itu (harga saham) akan mulai disadari tidak setinggi itu. Hanya sekarang ini yang saya lihat, di bursa kita aspek fundamentalnya dilupakan dulu, semuanya hanya ikut-ikutan dan juga ada faktor dari provokasi digital yang valuasinya berbeda," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3).

Budi percaya, dalam jangka panjang harga saham akan konvergen ke nilanya. Dan menurutnya, bicara nilai tidak akan ke mana-mana, harus berdasarkan laporan keuangan, yakni EPS dan juga dividen. Karena itu, ia memperingatkan bahwa jika investor ikut-ikutan, tidak mengenal saham yang dia beli, siap-siap nanti ada koreksi.

Baca Juga: Sejumlah emiten mampu mencetak profit di tengah pandemi, ini tanggapan analis

Karena yang nantinya memberikan rekomendasi, terkadang mencari alasan untuk membenarkan harga yang tinggi itu. "Kalau saya melihatnya (pengetahuan pasar modal) bukan hanya untuk saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil. Contohnya, beberapa saham2 farmasi/kesehatan juga saya pikir harganya masih terlalu tinggi," terangnya.

Intinya, menurut Budi, mereka yang membeli saham-saham dalam harga tinggi secara fundamental, selama demand nya masih tinggi, dalam artian demand untuk membeli, mungkin harganya tidak jatuh, bahkan bisa naik lagi. Tetapi ada waktunya nanti supply akan lebih banyak daripada demand, itu akan terpelanting dan terperosok harganya.

Bagaimana dengan saham2 IPO yang naik tinggi di awal-awal? Saham-saham IPO secara empiris yang naik di hari-hari pertama, memang ada peranan oleh underwriter. Menurutnya, underwriter menjaga harga bukan hanya dalam waktu dua mingguan, tetapi bisa sampai tiga bulan. Tetapi ketika underwriter tidak punya kewajiban lagi, sahamnya akan mengalami underperform, karena sudah tidak ada yg menjaga lagi. Itu yang terjadi di saham2 IPO.

Ketika ditanya apakah kenaikan harga saham-saham IPO ada campur tangan Underwriter? "Oh iya dong. Underwriter kan namanya penjamin emisi. Mereka ini menjamin bahwa proses pemesanan maupun minat dari investor itu ada, terjual. Dan juga pada waktunya," paparnya.  

Baca Juga: Tips meminimalkan risiko saat berinvestasi atau trading saham

Kalau masalah saham nyangkut. Menurut Budi, yang harus dilakukan oleh investor pemula adalah diversifikasi. Ia bilang jangan hanya menaruh dananya di satu atau dua saham.

"Saya rekomendasikan lebih dari lima, atau 10 lebih. Kalau sudah diversifikasi, bukan berarti tidak ada kerugian, tetapi kan harapannya, dari 10 saham, dua atau tiga rugi itu tidak apa-apa. Itu nanti dikompensikan dengan yang lain," tuturnya.

Tapi jika ingin lebih aman, investor dengan dana terbatas pilih saham yg berkapitaliasai pasar tinggi dan likuid, seperti IDX 30 dan LQ45. Walaupun mungkin tidak menjanjikan return yang sefantastis saham-saham kecil yg digoreng dan dimanipulasi Bandar, tetapi relative kejatuhan dan kerugiannya tidak sebesar saham-saham tidak kecil.

Sebenarnya otoritas juga sudah berusaha untuk memberikan perlindungan. Jika investor ingin aman, tidak mau mengalami kerugian besar –jikapun rugi juga tidak besar- Karena ketika mungkin kinerja keuangannya keluar, harganya berbalik rebound. Itu sudah dikelompokkan ke IDX30 LQ45. Tujuannya utk memberi informasi agar bisa memilah mana  perusahaan bagus dan mana yang sahamnya bisa dimainkan.

"Kalau kita bicara investasi, tujuannya untuk jangka panjang. Nah dalam jangka panjang, harga akan konvergen ke nilainya,"pungkasnya. 

Selanjutnya: Jumlah investor baru pasar modal melonjak, edukasi jadi krusial

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru