Pasok LNG untuk Smelter Bahodopi, Vale Indonesia (INCO) Jajaki Semua Kemungkinan

Rabu, 15 Februari 2023 | 07:30 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu
Pasok LNG untuk Smelter Bahodopi, Vale Indonesia (INCO) Jajaki Semua Kemungkinan


EMITEN - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengakui saat ini sedang menjajaki semua kemungkinan pasokan gas alam cair (LNG) untuk sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Smelter Bahodopi. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, dari hasil studi kelayakan total kebutuhan LNG diperkirakan mencapai 22 juta ton MMBTU per tahun untuk menyalakan PLTG berkapasitas 500 MW. 

Direktur Keuangan Vale Indonesia, Bernardus Irmanto mengungkapkan semua kemungkinan pasokan LNG sedang dijajaki. 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Mulai Groundbreaking Proyek Smelter Bahodopi

“Tentu saja kami memprioritaskan supply dari dalam negeri. Tetapi mengantisipasi kemungkinan harus impor,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/2). 

Bernardus mengakui saat ini pihaknya telah berbicara dengan beberapa pihak dan mendapatkan dukungan dari pemerintah juga terkait penggunaan LNG untuk smelter. 

Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI). 

Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi serta lokasi pabrik pengolahan yang berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir. Alokasi total biaya investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 37,5 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 73.000 ton per tahun. Adapun smelter ini diproyeksikan tuntas dalam 2,5 tahun ke depan. 

 

 

Proyek smelter nikel yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan juga didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam. Hal itu akan mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek dengan target hingga 33% pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru