Pemerintah perketat PPKM, berikut rekomendasi saham Ramayana Lestari (RALS)

Rabu, 23 Juni 2021 | 06:25 WIB   Reporter: Hikma Dirgantara
Pemerintah perketat PPKM, berikut rekomendasi saham Ramayana Lestari (RALS)


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Pemerintah memutuskan kembali mengetatkan pembatasan sosial seiring dengan kembali melonjaknya kasus harian Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut dinilai berpotensi menjadi katalis negatif bagi kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang sedang dalam masa pemulihan kinerja.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam risetnya pada 22 Juni menuliskan, adanya pembatasan sosial akan sangat berpengaruh dalam kinerja toko offline pada emiten ritel seperti RALS. Padahal belakangan ini, lalu lintas ke toko sudah berada dalam pemulihan secara bertahap. 

“Jadi kami percaya bahwa ketidakpastian dari dampak negatif pandemi Covid-19 masih akan tetap membayangi kinerja RALS selama pembatasan sosial terus dilaksanakan sekalipun vaksin Covid-19 sudah berjalan. Lalu lintas pada toko belum akan pulih ke tingkat sebelum pandemi karena jam operasional mal tetap dibatasi oleh pemerintah,” tulis Christine dalam risetnya. 

Baca Juga: Ramayana Tetap Rajin Buyback, Sayangnya Harga Saham RALS Masih Tertekan

Walau demikian, Christine memproyeksikan, kuartal II-2021 akan menjadi puncak pemulihan kinerja RALS. Menurutnya, pada periode tersebut, RALS akan diuntungkan oleh efek basis rendah pada periode tahun sebelumnya dan pemulihan lalu lintas toko. Ia memproyeksikan, pada kuartal II-2021, RALS bisa mencatatkan penjualan hingga Rp 2,3 triliun

Adapun, total penjualan RALS pada lima bulan pertama di tahun ini sebesar Rp 2,5 triliun. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Willy Goutama dalam risetnya pada 14 Juni mengatakan, jumlah penjualan tersebut masih di bawah dari proyeksi Maybank Kim Eng karena baru memenuhi 37% dari proyeksi pada tahun ini yang sebesar Rp 6,67 triliun. 

“Penjualan pada periode Mei sebenarnya sudah inline dengan target RALS yakni Rp 1,1 triliun. Hanya saja, masih di bawah proyeksi kami yang sebesar Rp 1,5 triliun. Kami melihat, adanya larangan untuk mudik menjadi salah satu penyebab yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke gerai pada periode lebaran,” tulis Willy. 

 
Terbaru