Penawaran Saham Hassana Boga Sejahtera (NAYZ) Oversubscribed hingga 31,74 Kali

Senin, 06 Februari 2023 | 13:45 WIB   Reporter: Aris Nurjani
Penawaran Saham Hassana Boga Sejahtera (NAYZ) Oversubscribed hingga 31,74 Kali


INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) - JAKARTA. Saham PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) mendapatkan respon positif dari pasar saham pada masa periode penawaran umum. Perusahaan ini mencatat kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 31,74 kali dari 510 juta saham yang ditawarkan.

Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera Tbk Lutfiel Hakim mengatakan oversubscribed adalah wujud kepercayaan investor terhadap prospek cerah perseroan yang bergerak di bidang makanan bayi ini. 

"Kami sangat bangga dengan antusiasme investor yang sangat luar biasa ini." ungkap Lutfiel dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (5/2)

Sementara itu sebagai penjamin emisi efek, Direktur Utama Surya Fajar (SF) Sekuritas Steffen Fang mengatakan bahwa investor melihat pertumbuhan dari bisnis NAYZ bisa mencetak angka yang fantastis. 

Baca Juga: Simak Daftar 38 Perusahaan yang Hendak IPO dan Melantai di BEI

SF Sekuritas melihat bisnis Hassana Boga berpotensi tumbuh kuat di masa depan karena profil demografis di Indonesia yang menguntungkan. 

Steffen mengatakan jumlah penduduk dengan usia 0-4 tahun mencapai 22 juta menjadikannya target peluang bisnis untuk produk-produk perusahaan.

Selain itu, gaya hidup perkotaan dengan semakin banyaknya ibu yang bekerja seharusnya membantu posisi NAYZ di pasar karena meningkatnya permintaan makanan bayi.

"Apalagi produk-produk Perseroan sangat menitikberatkan pada aspek organik yang merupakan pertimbangan sebagian besar orang tua dalam memberikan makanan sehat kepada bayinya," ujarnya.

PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (Perseroan), perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan bayi akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham NAYZ.

Perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20% dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum.

“Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” ungkap Lutfiel.

Masa penawaran umum telah dilaksanakan pada 31 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023. Saham NAYZ akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/2) dengan harga penawaran Rp 100 per lembar saham.

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham sebesar Rp 4,21 miliar akan digunakan untuk beberapa kepentingan, seperti untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik.

Sekitar Rp 30 miliar akan digunakan Perseroan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kemudian sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional Perseroan.

Dengan akan dibangunnya pabrik baru menggunakan dana hasil Penawaran Umum, diharapkan Perseroan dapat menaikkan kapasitas produksinya secara signifikan. 

Perseroan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan akan meningkat sebesar 45% per tahun selama periode 2022 – 2027 (45% CAGR). 

Baca Juga: Membidik Peruntungan Saham IPO di 2023, Simak Strateginya!

Selain itu diharapkan harga penjualan produk juga akan mengalami kenaikan yang tentunya akan meningkatkan pendapatan Perseroan dengan target pertumbuhan 56% per tahun untuk periode 2022 – 2027 (56% CAGR). 

Analyst SF Sekuritas melihat harga Rp 100 per saham cukup menarik dengan proyeksi pertumbuhan kinerja Perseroan di masa mendatang yang akan meningkatkan nilai Perusahaan.

Berdasarkan metode discounted free cash flow untuk periode 5 tahun, dan asumsi WACC sebesar 8,95 dan terminal value 5%, target PBV Perseroan adalah sebesar 2,8 kali berdasarkan proyeksi tahun 2023. 

Nilainya lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata perusahaan lain yang dijadikan sebagai pembanding (Hain, Danone, Nestle, China Feihe dan Indofood).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru