REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Penjualan alat berat Komatsu oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) masih moncer. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan penjualan 2.194 unit alat berat Komatsu sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Angka ini naik 84,21% dari realisasi di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 1.191 unit.
Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, melajunya penjualan alat berat UNTR mencerminkan harga komoditas (batubara dan nikel) yang solid. Penguatan harga komoditas mendorong peningkatan penjualan Komatsu ke sektor pertambangan yang naik hingga 147,8% secara year-on-year (yoy).
Asal tahu, tahun ini, UNTR menargetkan dapat menjual 3.000 unit alat berat. Ini artinya, UNTR sudah merealisasikan 73,13% dari target akhir tahun. Stefanus meyakini bahwa target penjualan Komatsu sebesar 3.000 unit untuk tahun ini dapat dicapai, dengan syarat UNTR harus menjual sekitar 269 unit alat berat per bulan di sepanjang kuartal ini.
Stefanus meramalkan, kinerja UNTR per kuartal ketiga 2021 akan tumbuh solid, didorong dari penjualan Komatsu. “Kami memperkirakan UNTR akan membukukan pendapatan kuartalan yang lebih kuat, yang akan didorong oleh kenaikan volume penjualan Komatsu yang naik 23,8% secara kuartalan, dengan kontribusi yang lebih besar dari sektor pertambangan sebesar 55,2%,” tulis Stefanus dalam riset, Selasa (26/10).
Baca Juga: Laba Puradelta Lestari melesat, begini rekomendasi saham DMAS
Sementara itu, bisnis UNTR di segmen lain mengalami penurunan secara kuartalan. Bisnis kontraktor tambang yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantraa (Pama) misalnya, melaporkan penurunan produksi batubara sebesar 3,3% secara kuartalan, dengan volume pengupasan lapisan atau overburden (OB) removal yang cenderung datar.
Selain itu, volume penjualan batubara juga turun cukup signifikan sebesar 44,4% secara kuartalan. Namun, BRIDanareksa meyakini, harga batubara yang solid baru-baru ini dan pemberian diskon yang lebih rendah kepada penambang batubara akan membantu UNTR untuk mempertahankan pendapatan di divisi kontraktor tambang dan penambangan batubara.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan harga batubara yang solid akan meningkatkan laba bersih pada tahun 2021,” sambung Stefanus.
Tahun ini, konstituen Indeks Kompas100 tersebut diproyeksi mengempit pendapatan senilai Rp 71,27 triliun dan akan naik menjadi Rp 74,21 triliun di tahun depan.
Baca Juga: Maybank Kim Eng Sekuritas rekomendasikan beli saham SMRA, berikut alasannya
Sementara laba bersih UNTR akan berada di angka Rp 8,80 triliun di tahun ini dan akan naik menjadi Rp 9,55 triliun di tahun depan.
BRIDanareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham UNTR dengan target harga Rp30.000. Risiko utama rekomendasi ini adalah koreksi harga batubara yang baru-baru ini melambung tinggi.
Selanjutnya: Marketing sales moncer, berikut rekomendasi saham Summarecon Agung (SMRA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News