Penjualan apartemen masih tertahan, berikut saham pilihan emiten properti

Kamis, 11 Februari 2021 | 18:09 WIB   Reporter: Benedicta Prima
Penjualan apartemen masih tertahan, berikut saham pilihan emiten properti

ILUSTRASI. Properti apartemen


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Segmen high-rise atau apartemen diprediksi tidak memiliki prospek yang bagus di tahun 2021, ini berbanding terbalik dengan segmen rumah tapak (landed house) terutama yang memiliki harga dikisaran Rp 2 miliar ke bawah.

Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari menjelaskan saat pandemi, masyarakat terlihat lebih condong membeli rumah dibanding apartemen dikarenakan kebiasaan yang mulai terbentuk semasa pandemi yang menyebabkan masyarakat cenderung menghindari bersinggungan dengan banyak orang.

Sehingga banyak yang lebih memilih untuk membeli rumah tapak dibandingkan apartemen. Selain itu, rumah tapak yang memiliki prospek bagus juga rumah tapak dengan segmen menengah ke bawah atau menyasar pada end-user.

"Apartemen ini kan banyak yang menyasar pada masyarakat menengah ke atas ya, sementara untuk membelanjakan uangnya pada properti, mereka cenderung masih wait and see hingga pandemi melandai dan ekonomi pulih," jelas Ajeng saat dihubungi Kontan, Kamis (11/2).

Meski begitu, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kinerja keuangan pada 2021 tentu akan lebih baik. Terutama karena vaksinasi memberikan optimisme akan adanya pemulihan ekonomi dan naiknya kembali minat beli masyarakat.

Baca Juga: Permintaan apartemen menurun, cermati rekomendasi saham Pakuwon (PWON) ini

Namun pertumbuhan bisnis apartemen masih akan cenderung tertahan hingga kasus Covid-19 benar-benar menurun dan vaksinasi tercapai.

Selain itu, jika pandemi usai atau melandai, peraturan Omnibus Law yang menyebutkan bahwa warga negara asing dapat mendapatkan hak milik atas apartemen dalam negeri, ini dapat menaikan pertumbuhan penjualan properti apartemen.

Saat ini, Ajeng masih menyarankan untuk mengoleksi saham-saham dari emiten dengan porsi landed house yang besar karena konsumen cenderung melirik aset rumah tapak dibandingkan apartemen.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian PUPR pun gencar memberikan bantuan pembiayaan perumahan pada 2021 ini melalui program di antaranya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

"Untuk jangka panjang, saya masih merekomendasikan beli untuk saham-saham dengan dominasi penjualan rumah tapak yang tinggi yaitu BSDE dan CTRA dengan target harga Rp 1.575 dan Rp 615," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru