Perhelatan IPO Diprediksi Masih Marak Pada Semester II-2022

Rabu, 03 Agustus 2022 | 05:30 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Perhelatan IPO Diprediksi Masih Marak Pada Semester II-2022


INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) - JAKARTA. Aksi perusahaan untuk mencari modal lewat pasar modal diprediksi masih akan ramai pada semester II-2022.

Analis Phillips Sekuritas Helen mengungkapkan, perusahaan yang menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) akan lebih banyak di semester kedua tahun ini.

Ia memperkirakan, gelaran IPO tahun ini akan melampaui pencapaian pada tahun 2021. 

"Hal ini didorong oleh aktivitas ekonomi yang mulai pulih. Juga dari emiten sendiri yang memilih untuk mencari pendanaan dari pasar modal Indonesia," ujarnya, Senin (1/8).

Baca Juga: Incar Rp 39,06 Miliar, Produsen Masker Evo Plusmed (MEDS) Pasang Harga IPO di Rp 125

Menurut Helen, ada beberapa sektor dari calon emiten yang menarik untuk dicermati oleh pelaku pasar. 

Pertama dari sektor pertambangan, ia bilang sektor pertambangan memiliki prospek yang baik di tengah masih tingginya harga komoditas.

Kemudian, ada sektor transportasi atau pelayaran yang juga bisa dicermati. Seperti diketahui, sekarang ini permintaan industri pelayaran turut meningkat dengan adanya pemulihan ekonomi.

Helen menambahkan, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan ketika akan memburu saham IPO, misalnya pelaku pasar harus mencermati dari segi valuasi emiten serta prospek bisnisnya, kemudian dari kinerja fundamental, tujuan penggunaan dana, dan jumlah saham yang dilepas untuk umum.

Mengutip laman e-IPO, setidaknya ada empat calon emiten yang tengah mengikuti rangkaian IPO. Pertama, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) yang melepas saham sebanyak-banyaknya 312,5 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan tersebut mewakili 20% dari total saham Hetzer Medical pasca IPO.

Kedua, calon emiten produsen produk olahan perikanan PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB) yang menawarkan maksimal 390 juta saham dengan nominal Rp 50. Nilai ini setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Ketiga, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) dan melepas 1,11 miliar saham atau 15% dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO.

Baca Juga: Utama Radar Cahaya (RCCC) Raih Dana Rp 20,25 Miliar dari IPO

Keempat, pemilik waralaba Kebab Turki Babarafi, PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) memasang harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 126 per saham. Sari Kreasi Boga akan menggunakan kode saham RAFI. RAFI akan melepas 948,09 juta saham atau setara 30,31% dari saham dicatatkan.

Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, sampai 27 Juli 2022, terdapat 29 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.

"Hingga saat ini, terdapat 36 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ujarnya kepada wartawan baru-baru ini.

Adapun rincian sektornya ada 2 perusahaan dari sektor barang baku, 8 perusahaan dari sektor konsumer non-primer, 9 perusahaan dari sektor konsumer primer, 2 perusahaan dari sektor energi, 2 perusahaan dari sektor kesehatan, 3 perusahaan dari sektor perindustrian, 2 perusahaan dari sektor infrastruktur, 2 perusahaan dari sektor properti dan real estate, 2 perusahaan dari sektor terknologi, dan 4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi
Terbaru