Permintaan global naik, harga jual timah milik PT Timah (TINS) naik di kuartal I-2021

Kamis, 13 Mei 2021 | 11:00 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Permintaan global naik, harga jual timah milik PT Timah (TINS) naik di kuartal I-2021


EMITEN - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berhasil membukukan kinerja positif di kuartal pertama 2021. Emiten yang berbasis di Kepulauan Bangka Belitung ini berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 10,34 miliar. Realisasi ini berbading terbalik dari kondisi pada kuartal pertama 2020, dimana TINS  membukukan kerugian bersih hingga Rp 412,85 miliar.

Namun,  TINS membukukan pendapatan senilai Rp 2,44 triliun, turun 44,78% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 4,42 triliun.

Turunnya topline TINS tidak terlepas dari turunnya volume produksi dan penjualan logam timah.  Produksi logam timah pada kuartal pertama terkoreksi 63% menjadi 5.220 ton dan penjualan logam timah terkoreksi 66% menjadi 5.912 ton.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan, produksi dan penjualan TINS yang menurun dikarenakan efek pandemi Covid-19 masih berlanjut sehingga mempengaruhi kinerja produksi di tiga bulan pertama 2021.

Baca Juga: Harga komoditas membaik, simak rekomendasi saham tiga emiten tambang BUMN

Meski volume penjualan menurun, TINS mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). Tercarat, ASP Timah per kuartal pertama 2021 sebesar US$ 24.968 per metric ton (MT), naik 49,48% dari realisasi ASP per kuartal pertama 2020 yang hanya US$ 16.703 per MT.

Umar mengatakan, kenaikan harga jual rata-rata logam timah pada kuartal pertama disebabkan antara lain oleh ketatnya pasokan timah global. Kenaikan ASP juga dipicu oleh adanya peningkatan permintaan timah di industri solder.

TINS menargetkan penjualan logam timah sebanyak 31.000 ton pada tahun ini. Strategi yang dilakukan TINS antara lain memenuhi kebutuhan logam timah dalam negeri dan mengoptimalkan suplai logam di pasar Amerika, Eropa, dan Asia.

TINS semakin ekspansif tahun ini. Emiten pelat merah tersebut mengalokasikan belanja  modal atau capital expenditure (capex) sebesar kurang lebih Rp 1,9 triliun di tahun 2021. Jumlah ini naik dari alokasi capex tahun lalu yang hanya Rp 1,5 triliun.

Per kuartal pertama TINS telah menyerap sekitar 38% dari total capex yang dianggarkan. “Sebagian besar realisasi dialokasikan pada pembesaran kapasitas, terkait dengan proyek Ausmelt,” terang Umar saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/5).

Selanjutnya: PT Timah (TINS) membukukan laba bersih Rp 10,34 miliar di kuartal pertama 2021

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru