Prodia (PRDA) Sudah Serap 50% Belanja Modal

Kamis, 15 September 2022 | 06:23 WIB   Reporter: Venny Suryanto
Prodia (PRDA) Sudah Serap 50% Belanja Modal

ILUSTRASI. Petugas melayani konsumen di kantor Prodia Jakarta, Rabu (29/7/2020). Prodia Widyahusada (PRDA) telah menyerap belanja modal atau capex sekitar 50% sampai dengan semester I-2022.


EMITEN - JAKARTA. Belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah terserap sekitar 50% sampai dengan semester I-2022. Adapun alokasi capex yang disiapkan PRDA hingga akhir tahun ini senilai Rp 250 miliar sampai Rp 300 miliar.

Liana Kuswandi, Direktur Keuangan PRDA mengatakan, penggunaan belanja modal telah digunakan untuk pengembangan IT dan digital channel.

“Realisasi Capex sampai dengan semester I-2022 masih di bawah 50% dari total budget 2022, dimana sebagian besar digunakan untuk pengembangan IT dan digital channel serta sebagian lagi dialokasikan untuk renovasi, relokasi dan pembangunan beberapa outlet Prodia,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (14/9).

Seiring dengan pergeseran kebiasaan masyarakat dalam investasi kesehatan, Prodia berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga saat ini tidak hanya melakukan pengembangan outlet secara fisik. Namun juga fokus pada pengembangan digital channel dan home service yang dapat mempermudah akses layanan kami kepada pelanggan dengan menghadirkan omnichannel service.

Baca Juga: Prodia (PRDA) Fokuskan Penggunaan Capex untuk Pengembangan Layanan IT dan Digital

Dari sisi pengembangan digital, Prodia saat ini memiliki Prodia Mobile untuk walk-in Customers dan Prodia Mobile for Doctors, dimana keduanya membantu pasien dan dokter mendapatkan layanan kesehatan dari Prodia.

“Selain itu kami juga menambah kapasitas home service di tahun ini dan sekarang sudah dapat melayani 1.000 titik layanan per hari. Adapun untuk outlet secara fisik sendiri, Prodia menargetkan pembukaan 1-2 outlet tahun ini khususnya di area yang potensial,” jelas dia.

Dari sisi kinerja keuangan, tercatat di semester I-2022 pendapatan PRDA mencapai Rp 1,04 triliun atau turun 16% dari periode sama tahun lalu. Laba PRDA pun juga turun 47% menjadi Rp 159,79 miliar di semester I 2022.

Liana menjelaskan kinerja di semester I-2022 mengalami normalisasi dibandingkan dengan tahun lalu, lantaran terjadi perbedaan situasi dan behaviour masyarakat dalam investasi kesehatan.

“Tahun 2021 merupakan tahun yang cukup spesial bagi sektor kesehatan, banyak pelanggan melakukan over-testing karena tingginya kasus COVID-19 varian Delta dengan gejala yang cukup berat, sehingga pasien memerlukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan kondisi kesehatan mereka,” ungkapnya.

Selain itu, program vaksinasi yang pertama kali dilakukan di tahun 2021 mendorong masyarakat untuk melakukan check-up kesehatan sebelum dan sesudah vaksin.

Sementara di tahun 2022, penurunan kasus COVID-19 dan meningkatnya mobilitas masyarakat, mengakibatkan adanya penurunan frekuensi testing dan normalisasi belanja kesehatan.

Namun demikian, Liana membandingkan jika melihat dengan kondisi sebelum COVID-19  atau tahun 2019, pada semester I 2022 pendapatan PRDA tumbuh 30% dan laba pun meningkat lebih dari 95%.

“Hal ini menggambarkan bahwa bisnis PRDA masih mengalami pertumbuhan yang baik dengan CAGR sekitar 9% dalam 3 tahun terakhir,” tuturnya.

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Dirikan Anak Usaha Baru dengan Modal Dasar Rp 1 Triliun

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru