Prospek & Rekomendasi Saham Migas Saat Harga Minyak Terseret Pasokan OPEC+ dan Rusia

Minggu, 28 Mei 2023 | 17:03 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Prospek & Rekomendasi Saham Migas Saat Harga Minyak Terseret Pasokan OPEC+ dan Rusia

ILUSTRASI. Dinamika kebijakan pasokan dari OPEC+ dan Rusia menyeret fluktuasi harga minyak mentah dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Dinamika kebijakan pasokan dari OPEC+ dan Rusia menyeret fluktuasi harga minyak mentah dunia. Harga minyak untuk kontrak berjangka Brent dan WTI turun sekitar 3% per Jum'at (26/5). Level harga minyak global pun masih berada di bawah US$ 80 per barel. 

Research Analis Henan Putihrai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama melihat pasar masih mencermati perubahan kebijakan OPEC+ dan keputusan Rusia, yang menjadi faktor penting bagi dinamika harga minyak dunia. Hal ini berimpitan dengan pertumbuhan ekonomi global, perkembangan energi baru, serta ketegangan geopolitik yang masih membayangi.

Pada saat yang bersamaan, kinerja emiten produsen dan kontraktor minyak dan gas (migas) akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak. "Sentimen pasar terkait harga minyak dunia dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap saham emiten migas," kata Eza kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5).

Baca Juga: Jika ICP Berada di Bawah US$ 70 Per Barel, Harga BBM Bersubsidi Berpeluang Turun

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani merunut, sejak awal April 2023 OPEC+ mengumumkan tambahan pemangkasan produksi sebesar 1,16 juta barel oil per day (bopd). Secara total, OPEC+ memangkas produksi sekitar 3,66 juta bopd, setara 3,7% dari permintaan minyak mentah global.

Langkah ini sebagai upaya menstabilkan harga minyak, di tengah potensi perlambatan ekonomi global dan ancaman resesi Amerika Serikat yang berpeluang menurunkan permintaan. "Secara jangka pendek, fluktuasi harga minyak dunia sangat ditentukan oleh faktor supply & demand dari beberapa negara di dunia," kata Chisty.

World Bank pada Commodity Markets Outlook edisi April 2023 membahas mengenai proyeksi rata-rata harga minyak mentah Brent tahun ini di level US$ 84 per barel. Lebih rendah dibanding rata-rata harga pada tahun lalu di US$ 99,8 per barel. Meski masih lebih tinggi dibanding pra pandemi.

Chisty pun memprediksi, harga minyak masih berpotensi menguat. Pasalnya, permintaan dari China dan India sebagai negara net importir terbesar di dunia saat ini masih cukup besar. Kembali padatnya mobilitas dapat mendorong permintaan minyak sebagai bahan bakar.

Apabila harga minyak menguat atau setidaknya bertahan di atas proyeksi rata-rata tahun ini, maka bisa menjadi katalis positif bagi emiten migas. Kondisi ini akan mempengaruhi average selling price, terutama emiten yang memiliki pangsa ekspor besar. 

Baca Juga: Belanja Melambat, Laju Ekonomi Bisa Tersendat

Di sisi lain, saat ini emiten migas telah banyak melakukan diversifikasi segmen bisnis. Di antaranya beralih ke proyek energi terbarukan, dan memperkuat bisnis lahan industri. Sehingga fluktuasi harga minyak dunia kemungkinan tidak akan secara signifikan menurunkan kinerja.

"Secara keseluruhan, meskipun fluktuasi harga minyak masih akan tinggi, namun kami proyeksikan hingga akhir tahun ini kinerja emiten migas masih berpotensi tumbuh," tandas Chisty.

Rekomendasi Saham

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengamati kinerja kuartal pertama 2023 emiten terkait bisnis migas terbilang beragam, baik di segmen hulu maupun hilir. Pelaku pasar dinilai masih akan mencermati kinerja tengah tahun para emiten untuk mencari sinyal masuk atau keluar.

Dari sisi pergerakan harga, Ivan melihat ada sejumlah saham terkait migas yang menyimpan potensi penguatan. Bisa pertimbangkan buy on weakness terhadap PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) [support Rp 1.300 & resistance Rp 1.475], PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) [support Rp 840 & resistance Rp 1.065], dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) [support Rp 480 & resistance Rp 595].

Sementara itu, Ezaridho memilih saham MEDC dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Chisty juga menjagokan saham ENRG dengan memperhatikan support di Rp 202, resistance Rp 240, dan stoploss jika menembus level Rp 168.

Selain ENRG, Chisty menyematkan rekomendasi buy untuk AKRA dan PT Elnusa Tbk (ELSA). Saham AKRA bisa dicermati dengan area support Rp 1.330, resistance Rp 1.435, dan cutloss jika tembus Rp 1.200. Sedangkan support ELSA ada di Rp 320, resistance Rp 346, dan cutloss jika anjlok ke bawah level Rp 302.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru